Rabu, 11 Juni 2014

Different - Chapter 2



Warning: Jangan membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya tanpa ada satu pun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.






             “Diantara gadis yang lain hanya kau yang meminta untuk datang ke rumah ku di hari pertama.”


***

            Gadis itu sibuk termenung menatap pemandangan sepanjang perjalanan dari balik kaca. Secara diam-diam juga matanya memandang ke arah lelaki yang tengah serius menyetirkan mobilnya dari pantulan kaca tersebut. Senyum tidak erhenti terukir dari bibir gadis itu. Summer begitu bahagia karena impiannya untuk bertemu idolanya telah menjadi nyata, bahkan kini ia bisa duduk bersebelahan dengan lelaki idolanya itu di mobil milik Justin itu. Tidak hanya itu saja yang mungkin akan terjadi, karena seminggu ini seenuhnya miliknya dengan Justin. Tapi kini Summer sibuk memikirkan hal apa yang akan ia lakukan di rumah Justin nanti meski sebenarnya ia sudah tau apa yang harus di lakukannya untuk lelaki idolanya itu. Ya, bahkan Summer sangat yakin kalau hal yang akan ia lakukan nanti benar-benar bergunan untuk idolanya itu.

Setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya Summer telah sampai di sebuah komplek perumahan elit di daerah Calabasas. Tanpa bertanya sekalipun gadis itu telah tau kalau ia akan segera sampai di rumah Justin yang memang berada di daerah itu. Benar saja tebakan gadis itu karena tidak lama memasuki daerah perkomplekan elit itu Mobil yang ia naiki tersebut telah berhenti tepat di sebuah rumah besar yang telah Sam kenal dari foto yang tersebar di dunia maya. Summer memalingkan wajahnya yang sejak tadi menatap keluar jendela menuju Justin yang terduduk di sebelahnya, di kursi pengemudi. Justin membalas tatapan gadis tersebut dengan sebuah senyuman kemudian melangkah keluar mobilnya. Baru saja Summer akan membuka pintu mobil, pintu itu telah di bukakan oleh Justin. Sam menatap lelaki itu yang tengan berdiri di belakang pintu sambil kepadanya. Sam membalas senyum lelaki itu dengan senyuman termanisnya dan segera melangkah keluar dari mobil tersebut. Begitu Sam telah berada di luar mobil Justin kembali meraih lengan gadis itu dan membawanya masuk kedalam rumah lelaki itu.
Hal pertama yang dapat gadis itu lihat adalah sebuah ruangan besar yang tentunya sangat memukau. Baru pertama kalinya Sam melihat dan masuk kedalam rumah seorang Justin Bieber secara langsung dan ini sunggu pengalaman yang langkah. Tetapi langkah mereka tidak terhenti di ruangan pertama tersebut. Jutin terus membawa gadis itu masuk menuju ruang santainya, di mana di ruangan itu terdapat beberapa sofa, satu Tv flat berlayar besar dan sebuah perapian. Justin meminta Sam untuk duduk terlebih di Sofa itu yang di susul oleh lelaki itu yang terduduk tepat di sebelahnya.

            “Diantara gadis yang lain hanya kau yang meminta untuk datang ke rumah ku di hari pertama.” Cerita Justin membuat Summer mengangkat sebelah alisnya.
            “Benarkah? Kalau iya, berati mereka tidak mengerti seberapa spesialnya rumah mu untuk di datangi. Sudah sangat lama aku berharap bisa masuk ke dlam rumah mu yang besar dan seperti labirin jika di lihat dari luar.”
            “Seperti labirin, eh?”
            “Ya. Begitu lah kata para beliebers saat meliat gambar rumah mu. Aku jadi penasaran untuk membuktikan kata-kata mereka itu. ”
            “Jadi—Kau mau menjelajahi rumah ku?”
            “kalau tidak merepotkan mu tentunya”
            “of course not. Today is your day. Come on!” ajak Justin yang telah bangkit dari sofa. Justin menjulurkan tangannya ke arah Summer yang langsung di terima gadi itu. Mereka pun mulai melangkahkan kaki menyelusuri seluruh ruangan yang ada di rumahnya sambil sesekali Justin menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di rumahnya itu yang di balas anggukan dan decakan kagum dari Summer. Mereka terus sambil sesekali tampak bercanda tawa dengan beberapa lelucon dan hal konyol yang saling mereka lontarkan. Penjelajahan rumah itu selesai di tempat terakhir sisi rumah Justin yaitu kolom berenang yang berada di luar rumah. Justin mengajak Summer untuk duduk di bangku santai yang berada di pinggir kolam tetapi gadis itu Justru mendudukan diri di pinggir kolam sambil tangannya mengaduk air kolam yang jernih tersebut. Gadis itu tampak bahagia seperti anak kecil memuat Justin tersenyum diam-diam.

            “Mau berenang?”, tanya Justin membuat Summer memalingkan kepalanya, menatap Justin yang tepat berada di belakangnya.
            “Err... No. aku tidak membawa baju ganti”
            “Are you sure?”
            “Yes. Why?”
            “Nothing”, jawab Justin singkat membuat Sam menaikan sebelah alisnya. Tidak lama kemudian Justin terlihat membuka kaosnya membuat Summer dapat dengan jelas melihat otot kekar perut lelaki itu yang terbentuk. Pandangan mata Summer masih terfkus pada tubuh setengah telanjang Justin itu saat Justin menyadarkan gadis itu dengan godaannya.

            “Apa tubuhku tampak begitu sexy sampai kau tdak bisa berpali?”, kata-kata Justin tersebut sontak membuat Summer memalingkan mukanya yang kini telah semerah buah tomat. Justin yang mengetahui hal itu hanya bisa tertawa renyah. Kemudian lelaki itu pun mendekat ke arah sisi kolam renang dan melompatkan diri ke air membuat beberapa cipratan air membasahi baju Summer. Summer hanya bisa memekik yang di balas dengan tawa Justin.

            “Come on, swim with me..”, ajak Justin yang hanya di balas gelengan oleh Summer.
            “Kau tdak usah mempermasalahkan baju. Aku bisa mencarikan bju ganti untukmu.”, lanjut Justin. Summer hanya terdiam tak menjawab perkataan Justin itu. gadis itu malah asyik mengayun-ayunkan kakinya yang sejak tadi telah di turunkan ke dalam air. Ide iseng mulai terbesit di otak Justin. Lelaki tu menyelam ke dalam air dn mendekat ke arah Summer dari dalam air tanpa di ketahui oleh gadis itu. Justin meraih kaki Summer yang berada di dalam air dan menariknya hingga kini Summer ikut tercebur ke dalam air membuat pekikan kencang dari gadis itu. Justin hanya tertawa melihat tampang kesal gadis itu yang kini tengah meratapi drinya yang telah basah kuyup. Pada akhirnya dengan terpaksa gadis itu pun ikut berenang bersama Justin. Mereka berperang saling mencipratkan air dan sesekali mereka menjahili satu sama lain. Tawa dan pekikan tak henti-hentinya terlontar dari mereka.
            Setelah kurang lebih setengah jam mereka menghabiskan waktu untuk berenang, pada akhirnya summer pun yang pertama kali memutuskan untuk menyudahi kegiatan mereka itu dikarenakan kelelahan yang kini melandanya. Gadis itu naik ke pinggir kolam berenang yang di ikuti oleh Justin. Justin pun berjalan ke arah leari handuk yang berada tidak jauh dari kolam renang dn mengambilkan handuk untuknya dan Summer.

            “Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?”, tanya Justin di sela kegiatan mereka mengeringkan diri dengan handuk.
            “Entah lah, aku cukup lelah sekarang. Aku rasa menonton Tv atau Filem adalah ide yang bagus untuk kali ini.” jawab Summer yang di jawab anggukan oleh Justin.
            “Filem apa yang kau sukai?”
            “Filem apa yang kau punya dan kau sukai?”, Summer Justru kembali melontarkan pertanyaan kepada Justin. Justin terdiam tapak berfikir.
            “Aku suka Filem Action dan aku mempunyai banyak filem dengan genre tersebut. Bagai mana dengan mu?”
            “Aku juga suka genre itu, tapi Romance dan Horror juga tidak kalah menarik. Bagaimana? Apa—kau punya filem The Hunger Games: Catching Fire? Aku belum sempat menontonnya saat filem itu di putar di bioskop.”
            “Hemmm... Sepertinya Fredo meninggalkan Filem itu di sini. Akan aku cari di antara tumpukan Kaset. Ayo masuk ke dalam!”, Sam hanya terdiam saat Justin mengaajaknya untuk kembali masuk ke dalam rumah.
            “Why?”, tanya Justin.
            “Bagaimana dengan pakaian ku? Aku tidak mugkin menggunakan pakaian basah ini untuk kita menonton bukan?”, Justin hanya tersenyum mendengar perkataan gadis itu dan Justru menari lengan gadis itu untuk mengikutinya masuk. Justin membawa Sam ke dalam ruangan yang penuh dengan baju-baju dan lelaki itu tampak tengah sibuk mengobrak abrik beberapa pakaian yang ada di sana.

            “Ah, aku fikir yang satu ini akan cukup di tubuhmu.”, Justin mengulurkan sebuah baju berwarna putih lengkap dengan celana jins hitam untuk perempuan  yang membuat Summer mengerutkan dahi.
            “Ini milik Mom ku. Kau tahukan kalau ia memiliki fashion yang tidak kalah dengan anak remaja sekarang.” ucap Justin sabil terkekeh.
            “Oh. Yeah aku tau. Dan terimakasih untuk bajunya, akan aku kembalikan lainkali.” Justin hanya mengangguk sekali dan kemudian menunjukkan kamar mand untuk Summer mengganti bajunya. Lelaki itu pun juga ikut mengganti celananya yangtelah basah dan kembali memakai kaosnya. Tidak lama Summer telah selesai mengganti pakaiannya, mereka pun pergi menuju ruang santai tempat mereka akan menonton Filem. Justin kini tengah sibuk mencari Kaset Filem yang akan mereka tonton sedangkan Summer hanya terduduk diam di sofa yang berada tepat di depan Tv. Saat Justin menemukan Kaset yang di maksud ia pun segera menyetel kaset tersebut dan ikut bergabung duduk tepat di sebelah Summer.

            Adegan demi adegan Film terus berlalu. Suasana yang hening membuat suara musik dari Film semakin terdengar jelas mengalun. Perlahan demi perlahan Summer yang telah kelelahan pun mulai memejamkan matanya. Gadis itu tertidur. Justin yang menyadari itu hanya tersenyum dan pergi ke kamarnya untuk mengambil selimut. Justin menyelimuti gadis itu dan membenarkan letak kepala gadis itu agar merasa lebih nyaman. Suasana yang hening kembali terjadi membuat Justin yang memang sudah lelah mulai ikut tertidur di sofat tersebut tepat di sebelah Summer tanpa memperdulikan Film yang terus berputar. Mereka terhanyut dalam mimpinya masing-masing.

***

            Entah sudah berapa Jam berlalu hingga akhirnya Summer mulai mengerjabkan matanya beberapa kali hingga dapat melihat dengan normal. Mata gadis itu menatap kesekitarnya dan menemukan dirinya yang tengah berada di atas sofa dengan sebuah selimut yang menyelimuti tubuhnya. Summer mengalihkan pandangannya kesebelehnya di mana sebuah tubuh terbaring di sebelahnya. Gadis itu menyunggingkan senyumnya saat melihat Justin yang tengah tertidur nyenyak tersebut. Summer kembali mengedarkan pandangannya mencari tas kecilnya yang ternyata tergeletak di meja di depan sofa yang tengah ia duduki. Gadis itu meraih tasnya dan mengeluarkan Iphonenya dari tasnya itu. Gadis itu cukup terkejut saat melihat jam yangtengah menunjukkan angka 9 malam. Entah sudah berapa lama ia tertidur di sofa itu bersama Justin, tapi sekarang ia harus segera pulang ke rumahnya karena esok ia harus pergi ke sekolah. Karena tidak mau mengganggu tidur nyenyak Justin akhirnya Summer pun pergi tanpa pamit dengan meninggalkan sepucuk kertas di atas meja untuk memberitahukan bahwa ia harus pulang. Dengan langkah perlahan gadis itu berjalan keluar rumah besar itu dan segera memasuki taksi yang sebelumnya telah ia hubungi.
            Sesampainya di rumah Summer segera masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan diri di atas kasurnya. Summer mengeluarkan Iphonenya dari kasur dan membuka Twitternya dan mengetik sebuah status.

            “Rest for today J.  :)”

            Kemudian Summer kembali meletakkan Iphonenya, mengganti pakaiannya dengan piyama dan kembali merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Perlahan-lahan sambil mengingat-ingat kejadian indah hari itu gadis itu mulai masuk kedalam mimpinya yang indah.


            Ditempat lain Justin baru saja terbangun dari tidurnya. Lelaki itu langsung menatap kesekeliling rumahnya saat tidak menemukan Summer di sebelahnya. Baru saja lelaki itu ingin mengitari rumahnya yang besar untuk menemukan gadis itu hingga matanya menatap sebuah kertas yang tergeletak di atas meja di depan sofa. Justin membaca tulisan yang ada di kertas itu dengan perlahan dan dapat mengenali siapa penulisnya dari nama yang tertulis di akhir tulisan itu.

            I must go back. Sorry for not saying anything to you. I don't want to disturb your sleep. Maybe I'll come back tomorrow after school at 1 pm. Thanks for a fun day today. :) Oh ya, if you want, You can reach me through my twitter @SummerGrins. I hope you want to follow me. And this my phone number 1-408-XXX-YYYY. You can call me if you feel bored. I am ready to receive a call from you at any time.  ;)

Summer Grins”

Justin tersenyum sendiri membaca pesan di surat itu meskipun tidak ada yang terlihat lucu di sana. Lelaki itu segera meraih Iphonenya dan membuka Twitternya yang sudah beberapa hari ini tidak ia buka. Lelaki itu mencari nama Summer Grins di mesin pencari dan kemudian mem follow twitter gadis tersebut. Justin melihat satu status yang baru saja gadis itu tulis. Justin menyadari kalau status dari gadis itu untuknya dari huruf J di akhir Status yang gadis itu tulis. Membaca Status gadis itu membuat bibir Justin kembali melengkungkan senyuman. Akhirnya Justin pun memutuskan untuk melangkah menuju kamarnya dan tidur di atas ranjang besarnya yang empuk dan nyaman.




Geogie Henley as Summer Grins

Justin Bieber

Skandar Keynes as Kevin Road





Tidak ada komentar:

Posting Komentar