Warning: Jangan
membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya
tanpa ada satu pun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak
meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf
untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang
menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia
biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.
“Diantara gadis yang lain hanya kau
yang meminta untuk datang ke rumah ku di hari pertama.”
***
Gadis itu sibuk termenung menatap
pemandangan sepanjang perjalanan dari balik kaca. Secara diam-diam juga matanya
memandang ke arah lelaki yang tengah serius menyetirkan mobilnya dari pantulan
kaca tersebut. Senyum tidak erhenti terukir dari bibir gadis itu. Summer begitu
bahagia karena impiannya untuk bertemu idolanya telah menjadi nyata, bahkan
kini ia bisa duduk bersebelahan dengan lelaki idolanya itu di mobil milik
Justin itu. Tidak hanya itu saja yang mungkin akan terjadi, karena seminggu ini
seenuhnya miliknya dengan Justin. Tapi kini Summer sibuk memikirkan hal apa
yang akan ia lakukan di rumah Justin nanti meski sebenarnya ia sudah tau apa
yang harus di lakukannya untuk lelaki idolanya itu. Ya, bahkan Summer sangat
yakin kalau hal yang akan ia lakukan nanti benar-benar bergunan untuk idolanya
itu.
Setelah
perjalanan yang cukup panjang akhirnya Summer telah sampai di sebuah komplek
perumahan elit di daerah Calabasas. Tanpa bertanya sekalipun gadis itu telah
tau kalau ia akan segera sampai di rumah Justin yang memang berada di daerah
itu. Benar saja tebakan gadis itu karena tidak lama memasuki daerah
perkomplekan elit itu Mobil yang ia naiki tersebut telah berhenti tepat di
sebuah rumah besar yang telah Sam kenal dari foto yang tersebar di dunia maya.
Summer memalingkan wajahnya yang sejak tadi menatap keluar jendela menuju
Justin yang terduduk di sebelahnya, di kursi pengemudi. Justin membalas tatapan
gadis tersebut dengan sebuah senyuman kemudian melangkah keluar mobilnya. Baru
saja Summer akan membuka pintu mobil, pintu itu telah di bukakan oleh Justin.
Sam menatap lelaki itu yang tengan berdiri di belakang pintu sambil kepadanya.
Sam membalas senyum lelaki itu dengan senyuman termanisnya dan segera melangkah
keluar dari mobil tersebut. Begitu Sam telah berada di luar mobil Justin
kembali meraih lengan gadis itu dan membawanya masuk kedalam rumah lelaki itu.
Hal
pertama yang dapat gadis itu lihat adalah sebuah ruangan besar yang tentunya
sangat memukau. Baru pertama kalinya Sam melihat dan masuk kedalam rumah
seorang Justin Bieber secara langsung dan ini sunggu pengalaman yang langkah.
Tetapi langkah mereka tidak terhenti di ruangan pertama tersebut. Jutin terus
membawa gadis itu masuk menuju ruang santainya, di mana di ruangan itu terdapat
beberapa sofa, satu Tv flat berlayar besar dan sebuah perapian. Justin meminta
Sam untuk duduk terlebih di Sofa itu yang di susul oleh lelaki itu yang
terduduk tepat di sebelahnya.
“Diantara gadis yang lain hanya kau
yang meminta untuk datang ke rumah ku di hari pertama.” Cerita Justin membuat
Summer mengangkat sebelah alisnya.
“Benarkah? Kalau iya, berati mereka
tidak mengerti seberapa spesialnya rumah mu untuk di datangi. Sudah sangat lama
aku berharap bisa masuk ke dlam rumah mu yang besar dan seperti labirin jika di
lihat dari luar.”
“Seperti labirin, eh?”
“Ya. Begitu lah kata para beliebers
saat meliat gambar rumah mu. Aku jadi penasaran untuk membuktikan kata-kata
mereka itu. ”
“Jadi—Kau mau menjelajahi rumah ku?”
“kalau tidak merepotkan mu tentunya”
“of course not. Today is your day.
Come on!” ajak Justin yang telah bangkit dari sofa. Justin menjulurkan
tangannya ke arah Summer yang langsung di terima gadi itu. Mereka pun mulai
melangkahkan kaki menyelusuri seluruh ruangan yang ada di rumahnya sambil
sesekali Justin menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di rumahnya itu yang di
balas anggukan dan decakan kagum dari Summer. Mereka terus sambil sesekali
tampak bercanda tawa dengan beberapa lelucon dan hal konyol yang saling mereka
lontarkan. Penjelajahan rumah itu selesai di tempat terakhir sisi rumah Justin
yaitu kolom berenang yang berada di luar rumah. Justin mengajak Summer untuk
duduk di bangku santai yang berada di pinggir kolam tetapi gadis itu Justru
mendudukan diri di pinggir kolam sambil tangannya mengaduk air kolam yang
jernih tersebut. Gadis itu tampak bahagia seperti anak kecil memuat Justin
tersenyum diam-diam.
“Mau berenang?”, tanya Justin
membuat Summer memalingkan kepalanya, menatap Justin yang tepat berada di
belakangnya.
“Err... No. aku tidak membawa baju
ganti”
“Are you sure?”
“Yes. Why?”
“Nothing”, jawab Justin singkat
membuat Sam menaikan sebelah alisnya. Tidak lama kemudian Justin terlihat
membuka kaosnya membuat Summer dapat dengan jelas melihat otot kekar perut
lelaki itu yang terbentuk. Pandangan mata Summer masih terfkus pada tubuh
setengah telanjang Justin itu saat Justin menyadarkan gadis itu dengan
godaannya.
“Apa tubuhku tampak begitu sexy sampai
kau tdak bisa berpali?”, kata-kata Justin tersebut sontak membuat Summer
memalingkan mukanya yang kini telah semerah buah tomat. Justin yang mengetahui
hal itu hanya bisa tertawa renyah. Kemudian lelaki itu pun mendekat ke arah
sisi kolam renang dan melompatkan diri ke air membuat beberapa cipratan air
membasahi baju Summer. Summer hanya bisa memekik yang di balas dengan tawa
Justin.
“Come on, swim with me..”, ajak
Justin yang hanya di balas gelengan oleh Summer.
“Kau tdak usah mempermasalahkan baju.
Aku bisa mencarikan bju ganti untukmu.”, lanjut Justin. Summer hanya terdiam
tak menjawab perkataan Justin itu. gadis itu malah asyik mengayun-ayunkan
kakinya yang sejak tadi telah di turunkan ke dalam air. Ide iseng mulai
terbesit di otak Justin. Lelaki tu menyelam ke dalam air dn mendekat ke arah
Summer dari dalam air tanpa di ketahui oleh gadis itu. Justin meraih kaki
Summer yang berada di dalam air dan menariknya hingga kini Summer ikut tercebur
ke dalam air membuat pekikan kencang dari gadis itu. Justin hanya tertawa
melihat tampang kesal gadis itu yang kini tengah meratapi drinya yang telah
basah kuyup. Pada akhirnya dengan terpaksa gadis itu pun ikut berenang bersama
Justin. Mereka berperang saling mencipratkan air dan sesekali mereka menjahili
satu sama lain. Tawa dan pekikan tak henti-hentinya terlontar dari mereka.
Setelah kurang lebih setengah jam
mereka menghabiskan waktu untuk berenang, pada akhirnya summer pun yang pertama
kali memutuskan untuk menyudahi kegiatan mereka itu dikarenakan kelelahan yang
kini melandanya. Gadis itu naik ke pinggir kolam berenang yang di ikuti oleh
Justin. Justin pun berjalan ke arah leari handuk yang berada tidak jauh dari
kolam renang dn mengambilkan handuk untuknya dan Summer.
“Apa yang ingin kau lakukan setelah
ini?”, tanya Justin di sela kegiatan mereka mengeringkan diri dengan handuk.
“Entah lah, aku cukup lelah
sekarang. Aku rasa menonton Tv atau Filem adalah ide yang bagus untuk kali
ini.” jawab Summer yang di jawab anggukan oleh Justin.
“Filem apa yang kau sukai?”
“Filem apa yang kau punya dan kau
sukai?”, Summer Justru kembali melontarkan pertanyaan kepada Justin. Justin
terdiam tapak berfikir.
“Aku suka Filem Action dan aku
mempunyai banyak filem dengan genre tersebut. Bagai mana dengan mu?”
“Aku juga suka genre itu, tapi
Romance dan Horror juga tidak kalah menarik. Bagaimana? Apa—kau punya filem The Hunger Games: Catching Fire? Aku
belum sempat menontonnya saat filem itu di putar di bioskop.”
“Hemmm... Sepertinya Fredo
meninggalkan Filem itu di sini. Akan aku cari di antara tumpukan Kaset. Ayo
masuk ke dalam!”, Sam hanya terdiam saat Justin mengaajaknya untuk kembali
masuk ke dalam rumah.
“Why?”, tanya Justin.
“Bagaimana dengan pakaian ku? Aku
tidak mugkin menggunakan pakaian basah ini untuk kita menonton bukan?”, Justin
hanya tersenyum mendengar perkataan gadis itu dan Justru menari lengan gadis
itu untuk mengikutinya masuk. Justin membawa Sam ke dalam ruangan yang penuh
dengan baju-baju dan lelaki itu tampak tengah sibuk mengobrak abrik beberapa
pakaian yang ada di sana.
“Ah, aku fikir yang satu ini akan
cukup di tubuhmu.”, Justin mengulurkan sebuah baju berwarna putih lengkap
dengan celana jins hitam untuk perempuan
yang membuat Summer mengerutkan dahi.
“Ini milik Mom ku. Kau tahukan kalau
ia memiliki fashion yang tidak kalah dengan anak remaja sekarang.” ucap Justin
sabil terkekeh.
“Oh. Yeah aku tau. Dan
terimakasih untuk bajunya, akan aku kembalikan lainkali.” Justin hanya
mengangguk sekali dan kemudian menunjukkan kamar mand untuk Summer mengganti
bajunya. Lelaki itu pun juga ikut mengganti celananya yangtelah basah dan
kembali memakai kaosnya. Tidak lama Summer telah selesai mengganti pakaiannya,
mereka pun pergi menuju ruang santai tempat mereka akan menonton Filem. Justin
kini tengah sibuk mencari Kaset Filem yang akan mereka tonton sedangkan Summer
hanya terduduk diam di sofa yang berada tepat di depan Tv. Saat Justin
menemukan Kaset yang di maksud ia pun segera menyetel kaset tersebut dan ikut
bergabung duduk tepat di sebelah Summer.
Adegan demi adegan Film terus
berlalu. Suasana yang hening membuat suara musik dari Film semakin terdengar
jelas mengalun. Perlahan demi perlahan Summer yang telah kelelahan pun mulai
memejamkan matanya. Gadis itu tertidur. Justin yang menyadari itu hanya
tersenyum dan pergi ke kamarnya untuk mengambil selimut. Justin menyelimuti
gadis itu dan membenarkan letak kepala gadis itu agar merasa lebih nyaman.
Suasana yang hening kembali terjadi membuat Justin yang memang sudah lelah
mulai ikut tertidur di sofat tersebut tepat di sebelah Summer tanpa
memperdulikan Film yang terus berputar. Mereka terhanyut dalam mimpinya
masing-masing.
***
Entah sudah berapa Jam berlalu
hingga akhirnya Summer mulai mengerjabkan matanya beberapa kali hingga dapat
melihat dengan normal. Mata gadis itu menatap kesekitarnya dan menemukan
dirinya yang tengah berada di atas sofa dengan sebuah selimut yang menyelimuti
tubuhnya. Summer mengalihkan pandangannya kesebelehnya di mana sebuah tubuh
terbaring di sebelahnya. Gadis itu menyunggingkan senyumnya saat melihat Justin
yang tengah tertidur nyenyak tersebut. Summer kembali mengedarkan pandangannya
mencari tas kecilnya yang ternyata tergeletak di meja di depan sofa yang tengah
ia duduki. Gadis itu meraih tasnya dan mengeluarkan Iphonenya dari tasnya itu.
Gadis itu cukup terkejut saat melihat jam yangtengah menunjukkan angka 9 malam.
Entah sudah berapa lama ia tertidur di sofa itu bersama Justin, tapi sekarang
ia harus segera pulang ke rumahnya karena esok ia harus pergi ke sekolah. Karena
tidak mau mengganggu tidur nyenyak Justin akhirnya Summer pun pergi tanpa pamit
dengan meninggalkan sepucuk kertas di atas meja untuk memberitahukan bahwa ia
harus pulang. Dengan langkah perlahan gadis itu berjalan keluar rumah besar itu
dan segera memasuki taksi yang sebelumnya telah ia hubungi.
Sesampainya di rumah Summer segera
masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan diri di atas kasurnya. Summer
mengeluarkan Iphonenya dari kasur dan membuka Twitternya dan mengetik sebuah
status.
“Rest
for today J. :)”
Kemudian
Summer kembali meletakkan Iphonenya, mengganti pakaiannya dengan piyama dan
kembali merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Perlahan-lahan sambil
mengingat-ingat kejadian indah hari itu gadis itu mulai masuk kedalam mimpinya
yang indah.
Ditempat lain Justin baru saja
terbangun dari tidurnya. Lelaki itu langsung menatap kesekeliling rumahnya saat
tidak menemukan Summer di sebelahnya. Baru saja lelaki itu ingin mengitari
rumahnya yang besar untuk menemukan gadis itu hingga matanya menatap sebuah
kertas yang tergeletak di atas meja di depan sofa. Justin membaca tulisan yang
ada di kertas itu dengan perlahan dan dapat mengenali siapa penulisnya dari
nama yang tertulis di akhir tulisan itu.
“I must go back. Sorry for not saying
anything to you.
I don't want to disturb your sleep. Maybe I'll come back tomorrow after school
at 1 pm. Thanks for a fun day today.
:) Oh ya, if you want,
You can reach me through my twitter
@SummerGrins. I
hope you want to follow me. And this my phone number 1-408-XXX-YYYY. You can call me if you feel bored. I
am ready
to receive
a call
from you
at any time. ;)
Summer
Grins”
Justin
tersenyum sendiri membaca pesan di surat itu meskipun tidak ada yang terlihat
lucu di sana. Lelaki itu segera meraih Iphonenya dan membuka Twitternya yang
sudah beberapa hari ini tidak ia buka. Lelaki itu mencari nama Summer Grins di
mesin pencari dan kemudian mem follow twitter gadis tersebut. Justin melihat
satu status yang baru saja gadis itu tulis. Justin menyadari kalau status dari
gadis itu untuknya dari huruf J di akhir Status yang gadis itu tulis. Membaca
Status gadis itu membuat bibir Justin kembali melengkungkan senyuman. Akhirnya
Justin pun memutuskan untuk melangkah menuju kamarnya dan tidur di atas ranjang
besarnya yang empuk dan nyaman.
Geogie Henley as Summer Grins
Justin Bieber
Skandar Keynes as Kevin Road
Tidak ada komentar:
Posting Komentar