Warning: Jangan
membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya
tanpa ada satupun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak
meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf
untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang
menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia
biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.
“You Still Love Her, right?”
***
Seperti
hari-hari kemarin, seperti biasanya Summer berangkat sekolah pada pagi hari
yang di antar oleh Dad nya. Seyuman karena mengingat kejadian kemarin masih
terukir di bibir gadis itu saat sampai di kelasnya membuat beberapa teman
sekelasnya menatap gadis itu bingung, tetapi Summer tidak memperdulikannya.
Saat sedang sibuk meletakkan tasnya Seorang gadis datang menghampri Summer dan
berdiri di depan meja.
“Pagi Summer”, sapa gadis tersebut
yang Summer kenal dengan nama Emma. Summer agak kaget juga dengan sapan
tersebut karena ia biasanya menjalani hari sendirian tanpa teman, hanya buku
Novel yang ia bawalah yang menjadi temannya saat berada di sekolah. Tapi pada
akhirnya Summer pun membalas sapaan itu dengan ramah.
“Pagi
juga Emma”
“Aku
baru tau kalau kamu adalah salah satu yang memenangkan kuis seminggu bersama
Justin. Oh ya, aku ingin memberitahukan kalau aku juga Beliebers. Jadi kita
berteman kan?”
Summer
menatap kearah Emma agak kaget dengan perkataan gadis tersebut. Apa benar kalau
gadis itu mengatakan ingin menjadi temannya? Tapi dari tatapan yang di berikan
gadis itu menandakan kalai ia tidak bermimpi, gadis di depannya itu sungguh
mengajaknya berteman.
“Ya,
kita berteman”, jawab Summer pada akhirnya.
“Jadi,
apa saja yang kau lakukan bersama Justin beberapa hari ini? Terutama kemarin?
Kau sukses membuat Satu sekolah ribut dengan hadirnya Justin yang menjemputmu.
Dan—kalian terlihat sangat dekat sekali kemarin. Oh, aku jadi sangat iri pada
mu.” Emma berbicara panjang lebar membuat Summer yang tidak biasa dengan hal
baru ini agak tercengang.
“Oh,
maaf kalau aku terlalu cerewet. Aku hanya merasa begitu bersemangat dengan
semua yang terjadi dengan Justin, terlebih lagi Justin tengah mengahabiskan
seminggunya dengan mu sekarang.”, ucap Emma lagi yang hanya di balas senyuman
oleh Summer.
“Ya
tidak masalah. Aku hanya agak kaget karena aku terbiasa sendirian. Tapi aku
senang kamu mau menjadi teman ku” tutur Summer yang kini telah berhasil membuka
dirinya. Ia tau kalau kali ini adalah kesempatannya untuk mendapatan teman
lagi, oleh sebab itu ia tidak mau mengulang kesalahan yang sama dengan menutup
dirinya dan tidak jujur.
“Oohh..
kamu manis sekali sih!”, Emma yang gemas dengan sifat polos Summer pun memeluk
gadis itu sedangkan Summer hanya terdiam kaku akibat perlakuan mendadak dari
teman barunya itu.
“Jadi
apa saja yang kau lakukan dengan justi beberepa hari kemarin?”, ulang Emma
bertanya pada Summer.
“Tidak
banyak, tetapi sangat menyenanngkan. Hari pertaa aku hanya menghabiskan waktu
ku di rumah Justin, menyuruhnya untuk beristirahat. Hari kedua aku menemani
Justin merekam lagu barunya di Studio dan menemaninya Photoshoot. hari ketiga
aku menghabiskan hari di pantai, mengobrol dan bercanda dengannya hinga malam
menjelang. Dan kemarin aku menghabiskan malam di pasar malam, bermain semua
wahana yang ada di pasar malam itu.” Cerita Summer sabil mengingat-ingat
hal-hal yang telah ia lakuka bersama Justin.
“Woah!
Aku jadi semakin iri dengan mu. Senangnya bisa terus bersama Justin selama
seminggu. Meskipun hanya menemaninya ke studio pun sudah cukup selama bisa
bersama dengannya. Aaaa… Aku benar-benar iri!”, pekik Emma ribut sendiri yang
justru membuat Summer tertawa karenanya.
“Lantas
nanti kamu mau melakukan apa dengannya?”, Tanya Emma lagi.
“Entah
lah, aku belum tau. Baik Scooter mau pun Justin belum memberi kabar, mungkin
nanti sepulang sekolah aku akan menanyakannya.”
Tiba-tiba
bel masuk pelajaran pertama menghentikan percakapan antara Summer dan Emma.
Emma pun kembali ke bangkunya setelah mengatakan kalau ia mau makan bersama di
kantin dengan Summer saat Istirahat nanti.
***
Sekolah
telah Usai. Hari ini Summer menghabiskan harinya bersama teman barunya Emma,
membicarakan semua tentang Justin. Teman barunya yang bawel itu cukup membuat
Summer kelelahan untuk mengimbanginya tapi perlahan-lahan Summer pun sudah
mampu berbicara banyak dengan gadis tersebut. Seperti kali ini, Summer masih
berada di kelas di temani oleh Emma yang kebetulan belum di jemput oleh kaka
nya. Saat tengah memasukkan buku-buku ke tas, Summer merasakan Iphone nya
bergetar tanda pesan baru masuk. Summer tersenyum saat tau kalau pesan itu
datang dari Justin.
From: Mr. Cute Smile
Aku di depan sekolah mu.
Pesan
singkat itu cukup membuat Summer membelalakan matanya karena kaget. Ia tidak
mengira kalau Justi akan kembali menjemputnya ke sekolahnya. Kalau tau lelaki
itu akan menjemput, Summer pasti sudah menyiapkan baju ganti jadi paling tidak
lelaki itu tidak lagi membelikan baju ganti untuk ia kenakan. Tapi apa boleh
buat, lelaki itu sudah benar-benar ada di depan sekolahnya. Pada akhinya Summer
pun membalas pesan Justin agar lelaki itu menunggunya sebentar , lalu dengan
bergegas Summer pun merapihkan barang-barangnya.
“Justin
menjemputku lagi”, Ucap Summer memberitahukan Emma sambil masih sibuk
membereskan buku-bukunya.
“Benar
kah?! OMG!! Aku bisa melihatnya lagi.”, pekik Emma senang.
“Ayo,
dia sudah menunggu ku. Kau menunggu kaka mu di depan gerbang tidak apa-apa
kan.”
“Tentu
saja tidak apa. Lagi pula bahaya untuk Justin kalau ia di biarkan berlama-lama
sendirian di depan gerbang sekolah. Kau tau kan kalau sebenarya Siswi di sini
agak menyeramkan. Mereka semua menahan dirinya kemarin, tapi kita tidak tau kan
apa mereka akan seperti kemarin lagi atau tidak.”
Summer
dan Emma pun segera berjalan dengan cepat menuju ke gerbang Sekolah dan benar
saja, lagi-lagi Justin telah di kerubungi oleh para gadis-gadis yang ingin
berfoo dengannya. Summer pun segera menghampiri Justin untuk meredak kerubungan
itu.
“Maaf
Justin membuat mu menunggu, aku tidak tau kalau kau akan menjemputku lagi.”
“Tidak
apa, tidak usah terburu-buru. Aku juga baru datang.”
“oh
ya, ini teman baru sekelasku namanya Emma dan ia juga seorang Beliebers”, Ucap
Summer mengenalkan Emma yang sejak tadi justru malah trediam tak bersuara.
Kemana perginya kebawelan gadis itu?
Justin
pun menyapa Emma dengan senyumannya yang di balas senyuman malu-malu dari Emma.
Ah, rupanya gadis itu tegang berada di depan Justin yang penuh pesona. Summer
hanya bisa tertawa melihat tingkah teman barunya itu yang mendadak hening bak
tak memiliki suara saat di depan Justin.
“Kemana
Suara mu pegi Emm?”, ledek Summer yang di balas sikutan dari gadis tersebut.
Justin yang melihat tingkah dua gadis tersebut pun ikut tertawa. Justin senang
karena ternyata Summer telah berhasil mendapatkan teman baru. Ternyata memang
tidak ada salahnya kan mencoba untuk membuka diri dengan lingkungan sekitar.
tidak ada salahnya menjadi orang yang jujur.
Saat
Summer masih asyik meledek Emma, Gadis di sebelahnya itu tiba-tiba berbisik memberitahu Summer kalau ia telah di jemput
oleh kaka nya. Pada akhirnya Emma pun
berpamitan dengan Summer dan Justin, yang kemudian Justin memeluk gadis
tersebut, membuatnya terkaku selama beberapa saat dan kemudian pergi. Justin
dan Summer pun kemudian segera masuk kedalam mobi dan tidak lama kemudian
Justin pun mualai mengendarai mobil tersebut enath mau ke mana.
Selama
di perjalanan Summer terlihat sibuk memainkan Iphone nya, saling berbalas pesan
dengan Emma teman barunya.
Sesekali gadis itu tampak tersenyum dan terkikik kecil ketika membaca pesan
yang masuk ke iphonenya. Justin yang tengah menyetir mobil hanya bisa melirik
gadis itu beberapa kali karena penasaran dengan apa yang tengah gadis itu
lakukan.
“Kau terlihat senang sekali hari
ini”, ucap Justin akhirnya membuka suara. Summer yang mendengar ucapan Justin
itu hanya menatap lelaki itu dan kemudian memasang cengirannya yang membuat
justin terkekeh.
“Muka mu itu lucu sekali, ok.
Haha...” ledek Justin yang kemudian membuat summer medengus kesal dan
memanyunkan bibirnya. Hal itu sontak membuat Justin tertawa semakin kencang.
“Ahahaha.... Demi apa pun. Kau
harus melihat raut muka mu itu di kaca. Kau sungguh lucu”
“Justin! Kau ini paling pandai
merubah mood ku.”
“Ahaha.. ok, ok. I’m sorry. Tapi
aku turut senang karena kamu telah memiliki teman baru. Lain kali mungkin kau
bisa mengajaknya ikut bersama kita untuk jalan-jalan, dia tampak unik seperti
mu.”
“What?! Unik?”
“Yeah. Haha...”
Pada akhirnya sepanjang perjalanan
Justin dan Summer saling bercanda, meledek satu sama lain hingga akhirnya
Justin telah memarkirkan mobilnya di sebuah restoran. Justin menatap Summer
yang ada di sebelahnya yang kemudian memberi kode melalu tatapan mata kalau
mereka akan keluar untuk makan. Summer yang tampaknya mengerti hanya
menganggukkan kepala.
Summer dan Justin masuk ke dalam
restoran itu dan langsung memilih kursi kosong untuk dua orang yang berada di
pojok ruangan. Mereka kembali melanjutkan candaan dan ledekan mereka yang
terpotong tadi saat memilih menu makanan. Sesekali mereka juga saling
mengabadikan kegiatan mereka menggunakan kamera Iphone mereka. Tak lama
kemudian makanan yang telah mereka pesan pun telah terhidang di meja. Tanpa
berlama-lama lagi mereka berdua pun segera menyantap makanan itu hingga tandas.
Sekitar 1 jam lebih mereka
menghabiskan waktu di restoran itu sambil, bercanda tawa dan saling mengambil
gambar satu sama lain. Kegiatan menyenangkan mereka terhenti saat tiba-tiba
suara ributan terdengar dari depan pintu restoran yang sontak membbuat mereka
berda memalingkan kepala ke arah sana. Beberapa ekspresi berbeda tampak dari
wajah mereka berdua saat tau penyebab dari keributan tersebut. Summer tampak
kaget dan kesal saat tau siapa yang baru saja datang ke restoran dan membawa
para paparazzi yang ribut, berbeda dengan Justin yang kini tampak memasang
wajah sedih saat melihat Selena, mantan kekasihnya datang berdua dengan lelaki
lain. Selena datang berdua dengan lelaki yang entah siapa dia dan mereka
terlihat sangat mesrah. Summer yang melihat rau yang terpancar dari wajah
Justin langsung mengetahui apa yang di rasakan dan di fikirkan lelaki itu.
Justin Cemburu melihat Selena berjalan dengan lelaki lain. Summer juga tau
betul kalau Justin belum benar-benar berhasil melupakan mantan kekasihnya
tersebut meski beberapa bulan telah berlalu semenjak mereka dinyatakan putus.
Entah kenapa saat melihat Justin yang sekarang terus menatap ke arah meja yang
di tepati Selena, dada Summer terasa sakit. Seperti ada seserang yang meremas
dan menusuk-nusuk hatinya. Summer memang tidak pernah menyukai hubungan Justin
dengan Selena, dan Summer selalu merasa sakit saat melihat Justin berjalan dan
bermesrahan dengan selena semasa mereka berpacaran. Tapi sakit yang ia rasakan
kali ini sangat berbeda dengan sakit yang ia rasakan saat melihat selena dan
justin dulu. Dulu Summer memang merasa sakit, tetapi itu rasa sakit yang di
rasakan pengemar kepada idolanya yang bermesraan dengan perempuan lain.
sedangkan kali ini, Summer merasakan sakit yang berbeda saat melihat raut
cemburu Justin kepada selena. Rasa sakit yang ia rasakan seperti saat melihat
Kevin berciuman dengan gadis lain.
Summer mencoba memalingkan wajahnya
agar tidak lagi memperhatikan ke arah Justin yang tengah menatap Selena. Ia
berusaha menahan agar air matanya tidak mengalir dari pelupuk matanya. Ia tidak
mau menangis dan terlihat bodoh karena merasa cemburu kepada idolanya.Summer
tidak mempunyai hak apa pun untuk merasa cemburu kepada Justin karena ia memang
hanya penggemar biasa, dan semua hal manis yang Justin lakukan kepadanya
semata-mata haya karena kuis. Itu yang terus Summer tanam kan dalam otaknya
untuk menyadarkannya kepada kenyataan. Keeruntungan memang bisa terjadi kapan
pun contohnya saat Summer memenangkan quis ini, tetapi keberuntungan tidak akan
terjadi dua kali di waktu yang sama bukan? Jadi itu sangat mustahil jika Summer
berharap Justin mempunyai perasaan spesial padanya. Itu hanya mimpi belakang!
Pada akhirnya Summer mencolek bahu
Justin dan memintanya untuk segera pergi dari restoran itu. Justin hanya diam
tak mengatakan apa pun tetapi kaki lelaki itu berjalan mnuju pintu restoran.
Sesampai di luar restoran Mereka langsung di serbu oleh para paparazzi yang
awalnya membuntuti Selena. Summer agak merasa kesal karena seharusnya sesuai
permintaan yang ia minta ke pihak quis tentang ia yang tidak ingin ada kamera
dri para paparazzi yang mengganggu aktifitas mereka, tetapi karena kedatangan
Selena ke restoran yang sama dengan membawa para paparazzi ini membuat
permintaannya itu terlanggar. Dengan bantuan para Bodyguard Justin mereka
berdua pun akhirnya berhasil masuk ke dalam mobil dan kemudian Justin pun
segera memacu mobilnya entah menuju kemana.
Suasana hening terjadi di antara
Summer dan Justin. Hanya terdengar suara mesin dan angin dari Ac mobil yang
menemani keheningan itu. Beberpa kali Summer melirik ke arah Justin yang tengah
mengendarai mobil dengan raut muka yang terlihat menyimpan kekesalan. Melihat
hal tersebut Summer hanya bisa memejamkan matanya sekilas dan kemudian mearik
nafasnya dalam-dalam.
“Kita mau ke mana setelah ini
Justin?”, tanya Summer pada akhirnya dengan nada yang di buat seceria mungkin.
Semenit, dua menit summer menunggu jawaban dari lelaki di sebelahnya tapi
hasilnya nihil.
“Justin?”, panggil summer lagi tapi
tetap tidak ada jawaban dari lelaki tersebut. Lelaki di sebelahnya itu Justru
terlihat tengah memikirkan sesuatu yang membuat ia tidak mendengar pertanyaan
dn panggilan dari summer tersebut. Pada akhirnya Summer memutuskan untuk
kembali terdiam. Tetapi di sudut hatinya ia merasa sangat sedih dan sakit
dengan sikap lelaki di sebelahnya yang mendadak berubah semenjak bertemu
perempuan itu.
Hampir 30 menit lebih Summer dan
Justin saling sibuk dengan fikirannya masing-masing, membarkan suara angin
mengisi kekosongan di antara mereke. Tapi pada akhirnya, summer yang tidak
sanggup lagi berdiam diri pun kembali membuka suaranya dengan sebuah kata-kata
yang mampu membuat sadar lelaki di sebelahnya itu.
“You Still Love Her, right?” Satu
menit, dua menit, tiga menit hingga akhirnya Jawaban datang dari Justin.
“Yeah.” hanya satu kata. Tapi
dengan satu kata itu mampu membuat seluruh tubuh Summer bergetar hebat akibat
gejolak emosi yang ia tahan. Pada akhirny Summer kembali memutusan untuk
bungkam karena ia tau jika ia kembali berbicara maka tak segan air matanya akan
mengalir.
Hening terjadi di sepanjang jalan
hingga akhirnya Justin memberhentikan mobilnya di depan studio tempat Justin
merekam lagu sebelumnya. Justin keluar dari mobilnya begitu saja meinggalkan
Summer di dalam dan tanpa membukakan pintu untuk gadis itu seperti kebiasaanya
biasanya. Rasa sakit di hati Summer semakin menjadi ketika melihat perubahan
signifikan yang terjadi pada lelaki itu. Senyumannya, sikap manisnya
candaannya, dan ledakan dari lelaki itu hilang sekejab saja hanya dalam
hitungan menit setelah bertemu Selena. Summer pun pada akhirnya segera keluar
dari mobil mengikuti lelaki itu yang tengah duluan memasuki gedung studio
tersebut. Begitu tiba di dalam Justin segera mendudukan diri di atas sofa
setelah meraih gitarnya yang berada di samping sofa. Lelaki itu terlihat
memetik gitarnya membentuk sebuah nada yang summer tidak ketahui. Summer hanya
bisa terdia sambil memperhatikan hal-hal yang di lakukan lelaki itu. Sambil
menatap Justin otak Summer terus berjalan memutar ide untuk memecahkan semua
ini agar kembali seperti semula. Tinggal 2 hari lagi waktu quisnya dan ia tidak
ingin semua ini berakhir dengan senyuman yang hilang dari wajah Justin. Summer
mncoba tidak memikirkan rasa sakitnya dan mengenyampingkan egonya hanya demi
idola kesayangannya itu. Sebuah ide gila terlintas di otaknya. Sebuah ide yang
membutuhkan pengorbanan besar darinya tapi akan berimbas baik untuk Justin.
Pada akhirnya Summer memutuskan untuk melakukan ide tersebut apa pun resiko
yang harus ia tanggu meski hatinya sendirilah yang akan terluka.
Summer mencolek bahu Justin pelan
yang membuat lelaki yang tenga sibuk memainkan gtar itu menengok ke arahnya.
Lalu dengan ragu-ragu Summer pun bericara pada lelaki itu.
“Aku fikir aku tidak bisa bersama
mu sampai malam hari ini. Aku—harus mengerjakan tugasku jadi aku harus pulang
sekarang. Tidak apa kan?”
Mendengar ucapan itu Justin hanya
mengangguk pelan yang di balas oleh senyuman kecil dari Summer. Pada akhirnya
Summer pun pulang ke rumahnya dengan menggunakan taksi.
***
Suara
ricuh dan ribut dari para penggemar perempuan dan suara blits kamera menjadi
latar belakang taman di sore hari akibat seorang artis wanita yang tengah
menghabiskan waktunya di sana. Summer mejadi salah seorang yang berpartisipasi
diantara puluhan gadis yang meneriakan nama Selena Gomez tersebut, tapi tentu
saja ia datang dengan maksud yang lain. Summer berusaha mendapatkan tempat
terdepan untuk dapat berbicara dengan wanita yang namanya tengah di teriaki
puluhan gadis tersebut. Ya, ide gila yang Summer akan lakukan sekarang adalah
berbicara dengan wanita tersebut untuk meminta wanita itu meluangkan sehari
waktunya untuk bersama Justin. Summer sebenarnya tidak rela dengan hal itu,
tetapi demi senyuman Justin ia rela mengorbankan hatinya demi lelaki tersebut.
Justin adalah segalanya untuk Summer dan Senyuman lelaki itu lebih berarti dari
pada hal yang akan ia rasakan setelah pengorbanan ini. Ia akan sakit hati
tentunya, tetapi senyuman Justin pasti mampu mengobati rasa sakit itu juga
nantinya.
Summer
berhasil mendapatkan posisi di depan saat Selena berjalan di depannya. Dengan
gesit dan lantang gadis itu meneriaki nama wanita itu hingga membuat wajah
wanita itu berpaling padanya. Selena tampak menghampirinya dan itu membuatnya
merasa lega.
“Boleh
aku berbicara sesuatu yang penting berdua saja dengan mu?”, tanya Summer saat
selena telah berada di depannya. Tapi belum sempat wanita itu menjawab Summer
telah terdorong dan terjatuh ke tanah. Hal tersebut cukup membuat seluruh tubuh
Summer sakit tetapi mengingat senyuman Justin membuat Summer kembali bangkit
dan kembali mencoba memanggil Selena yang telah menjauh. Usaha Summer gagal
saat Selena terlihat telah menaiki mobilnya yang terparkir di pinggir taman.
Dalam hitungan menit mobil itu pun kini tidak terlihat lagi oleh Summer. Summer
meruntuki dirinya sendiri yang gagal berbicara dengan wanita itu. Tapi ia tidak
mau menyerah begitu saja, Summer segera membuka Iphone nya dan mencari tau
jadwal selena berikutnya dan segera pergi ketempat wanita itu selanjutnya.
Taksi
yang Summer naiki berhenti di depan sebuah Studio yang kini juga telah ramai di
penuhi oleh beberapa penggemar Selena. Summer segera membayar ongkos taksi dan
keluar menghampiri kerumunan tersebut. Dengan susah payah Summer menerobos
kerumunan para penggemar tersebut hingga akhirnya ia pun telah berhasil sampai
ke paling depan. Dengan Tenaga ekstra Summer mengeluarkan suaranya sekencang
mungkin meneriaki Selena yang kini berada agak jauh dengan dirinya. Selena yang
sedang meladen salah satu penggemarnya pun menengok dan menatap ke arah Summer
yang kini terengah-engah akibat teriakannya tadi. Summer kembali berteriak
memohon gadis itu untuk menghampirinya hingga pada akhirnya wanita itu pun
menghampirinya juga. Selena berdiri di depan Summer dengan wajah heran karena
jelas-jelas ia baru saja melihat Summer di taman tadi.
“Selena,
can i talk to you about something?”, tanya Summer dengan muka serius. Selana
dengan seyumannya pun mengangguan kepalanya tanda kalau ia mengizinkan.
“It’s
abou Justin”, kata-kata singkat itu sudah cukup membuat senyum selena
perlahan-lahan memudar dari wajahnya dan membuat Summer menjadi agak ragu.
Summer tau kalau Selena pasti tidak mau medengar apa pun tentang mantannya itu
lagi, tapi demi senyuman Justin Summer harus memaksa wanita itu untuk mau
mendengarkannya.
Baru
saja Summer mau melanjutkan kata-katanya, seorang penggemar Selena yang berada
di sampingnya menyuruhnya untuk menghentikan omongan tentang Justin.
“Can
you stop talking about Justin? She don’t like that.”
“But
this is important.”, jawab Summer pada gadis di sampingnya itu.
“Tapi
dia tidak suka. Lagi pula mereka sudah lama putus dan sekarang selena sudah
bahagia tanpanya. Jadi berhenti membicarakan lelaki itu di depannya!”
Summer
hanya menatap gadis di sebelahnya itu dengan kesal dan kemudian kembali menatap
Selena yang ada di depannya tersebut. Dengan muka semelas mungkin Summer
mencoba memohon kepada Selena agar mau mendengarkannya.
“Please....
Please Selena. Kali ini saja dengarkan yang mau aku bicarakan tentang Justin”
Serena
membalas permohonan Summer itu dengan senyum simpul. “Maaf, tapi bisa kamu
membicarakan hal yang lain”
“Please
Selana, Please....”, Summer masih saja memohon kepada selena yang tiba-tiba di
potong oleh Bodyguar Selena yang menyuruh Summer untuk mejauh dari wanita
tersebut. Selena pergi meninggalkan summer seteah mengucapkan kata maaf pada
gadis itu.
Summer hanya bisa terdiam sedih
karena ia gagal lagi berbicara dengan Selena. Tapi bukan Summer namanya kalau
pantang menyerah. Demi Justin Sumer pun memutuskan untuk menunggu selaana
keluar dari Studio. Gadis tersebut menunggu dengan duduk di pinggiran jalan
sambil sesekali memainkan iphonenya.
Entah berapa ja telah berlalu
dengan Summer yang masih menunggu Selena keluar dari Studio di pinggir jalan.
Hari telah berganti malam sejak 3 jam yang lalu dan Summer masih saja setia
menunggu selena meski angin malam yang dingin tengah berhembus. Sudah beberapa
kali Summer menghampiri Security yang ada di depan Studio untu meminta selena
keluar sebentar saja untuk beribicara dengannya tapi berkali-kali juga Summer
di husir. Hari yang semakin malam dan tubuh Summer yang telah kedinginan karena
angin malam pun lah yang membuat Summer memutuskan untuk pulang ke rumah. Tapi
tentunya Summer akan kembali mencoba berbicara dengan Selena besok. Ia haru
berhasil besok agar Justin dapat tersenyum saat waktu seminggunya bersama
Justin telah usai.
Pada akhirnya Summer pun bangkit
dari duduknya dan menyetop taksi yang lewat. Summer pulang dengan membawa
kekecewaan hari ini tetapi menimbulkan semangat membara untuk kembali berjuang
esok hari. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita terus berusaha
bukan?
Camila Cabello as Emma
Selena Gomez
Sad Summer
Sad Justin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar