Rabu, 11 Juni 2014

Different - Chapter 6



Warning: Jangan membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya tanpa ada satupun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.






“You Still Love Her, right?”


***

Seperti hari-hari kemarin, seperti biasanya Summer berangkat sekolah pada pagi hari yang di antar oleh Dad nya. Seyuman karena mengingat kejadian kemarin masih terukir di bibir gadis itu saat sampai di kelasnya membuat beberapa teman sekelasnya menatap gadis itu bingung, tetapi Summer tidak memperdulikannya. Saat sedang sibuk meletakkan tasnya Seorang gadis datang menghampri Summer dan berdiri di depan meja.

            “Pagi Summer”, sapa gadis tersebut yang Summer kenal dengan nama Emma. Summer agak kaget juga dengan sapan tersebut karena ia biasanya menjalani hari sendirian tanpa teman, hanya buku Novel yang ia bawalah yang menjadi temannya saat berada di sekolah. Tapi pada akhirnya Summer pun membalas sapaan itu dengan ramah.
           
“Pagi juga Emma”

“Aku baru tau kalau kamu adalah salah satu yang memenangkan kuis seminggu bersama Justin. Oh ya, aku ingin memberitahukan kalau aku juga Beliebers. Jadi kita berteman kan?”
Summer menatap kearah Emma agak kaget dengan perkataan gadis tersebut. Apa benar kalau gadis itu mengatakan ingin menjadi temannya? Tapi dari tatapan yang di berikan gadis itu menandakan kalai ia tidak bermimpi, gadis di depannya itu sungguh mengajaknya berteman.

“Ya, kita berteman”, jawab Summer pada akhirnya.

“Jadi, apa saja yang kau lakukan bersama Justin beberapa hari ini? Terutama kemarin? Kau sukses membuat Satu sekolah ribut dengan hadirnya Justin yang menjemputmu. Dan—kalian terlihat sangat dekat sekali kemarin. Oh, aku jadi sangat iri pada mu.” Emma berbicara panjang lebar membuat Summer yang tidak biasa dengan hal baru ini agak tercengang.
“Oh, maaf kalau aku terlalu cerewet. Aku hanya merasa begitu bersemangat dengan semua yang terjadi dengan Justin, terlebih lagi Justin tengah mengahabiskan seminggunya dengan mu sekarang.”, ucap Emma lagi yang hanya di balas senyuman oleh Summer.

“Ya tidak masalah. Aku hanya agak kaget karena aku terbiasa sendirian. Tapi aku senang kamu mau menjadi teman ku” tutur Summer yang kini telah berhasil membuka dirinya. Ia tau kalau kali ini adalah kesempatannya untuk mendapatan teman lagi, oleh sebab itu ia tidak mau mengulang kesalahan yang sama dengan menutup dirinya dan tidak jujur.

“Oohh.. kamu manis sekali sih!”, Emma yang gemas dengan sifat polos Summer pun memeluk gadis itu sedangkan Summer hanya terdiam kaku akibat perlakuan mendadak dari teman barunya itu.

“Jadi apa saja yang kau lakukan dengan justi beberepa hari kemarin?”, ulang Emma bertanya pada Summer.
“Tidak banyak, tetapi sangat menyenanngkan. Hari pertaa aku hanya menghabiskan waktu ku di rumah Justin, menyuruhnya untuk beristirahat. Hari kedua aku menemani Justin merekam lagu barunya di Studio dan menemaninya Photoshoot. hari ketiga aku menghabiskan hari di pantai, mengobrol dan bercanda dengannya hinga malam menjelang. Dan kemarin aku menghabiskan malam di pasar malam, bermain semua wahana yang ada di pasar malam itu.” Cerita Summer sabil mengingat-ingat hal-hal yang telah ia lakuka bersama Justin.
“Woah! Aku jadi semakin iri dengan mu. Senangnya bisa terus bersama Justin selama seminggu. Meskipun hanya menemaninya ke studio pun sudah cukup selama bisa bersama dengannya. Aaaa… Aku benar-benar iri!”, pekik Emma ribut sendiri yang justru membuat Summer tertawa karenanya.

“Lantas nanti kamu mau melakukan apa dengannya?”, Tanya Emma lagi.
“Entah lah, aku belum tau. Baik Scooter mau pun Justin belum memberi kabar, mungkin nanti sepulang sekolah aku akan menanyakannya.”

Tiba-tiba bel masuk pelajaran pertama menghentikan percakapan antara Summer dan Emma. Emma pun kembali ke bangkunya setelah mengatakan kalau ia mau makan bersama di kantin dengan Summer saat Istirahat nanti.

***

Sekolah telah Usai. Hari ini Summer menghabiskan harinya bersama teman barunya Emma, membicarakan semua tentang Justin. Teman barunya yang bawel itu cukup membuat Summer kelelahan untuk mengimbanginya tapi perlahan-lahan Summer pun sudah mampu berbicara banyak dengan gadis tersebut. Seperti kali ini, Summer masih berada di kelas di temani oleh Emma yang kebetulan belum di jemput oleh kaka nya. Saat tengah memasukkan buku-buku ke tas, Summer merasakan Iphone nya bergetar tanda pesan baru masuk. Summer tersenyum saat tau kalau pesan itu datang dari Justin.

From: Mr. Cute Smile
            Aku di depan sekolah mu.

Pesan singkat itu cukup membuat Summer membelalakan matanya karena kaget. Ia tidak mengira kalau Justi akan kembali menjemputnya ke sekolahnya. Kalau tau lelaki itu akan menjemput, Summer pasti sudah menyiapkan baju ganti jadi paling tidak lelaki itu tidak lagi membelikan baju ganti untuk ia kenakan. Tapi apa boleh buat, lelaki itu sudah benar-benar ada di depan sekolahnya. Pada akhinya Summer pun membalas pesan Justin agar lelaki itu menunggunya sebentar , lalu dengan bergegas Summer pun merapihkan barang-barangnya.

“Justin menjemputku lagi”, Ucap Summer memberitahukan Emma sambil masih sibuk membereskan buku-bukunya.
“Benar kah?! OMG!! Aku bisa melihatnya lagi.”, pekik Emma senang.
“Ayo, dia sudah menunggu ku. Kau menunggu kaka mu di depan gerbang tidak apa-apa kan.”
“Tentu saja tidak apa. Lagi pula bahaya untuk Justin kalau ia di biarkan berlama-lama sendirian di depan gerbang sekolah. Kau tau kan kalau sebenarya Siswi di sini agak menyeramkan. Mereka semua menahan dirinya kemarin, tapi kita tidak tau kan apa mereka akan seperti kemarin lagi atau tidak.”

Summer dan Emma pun segera berjalan dengan cepat menuju ke gerbang Sekolah dan benar saja, lagi-lagi Justin telah di kerubungi oleh para gadis-gadis yang ingin berfoo dengannya. Summer pun segera menghampiri Justin untuk meredak kerubungan itu.

“Maaf Justin membuat mu menunggu, aku tidak tau kalau kau akan menjemputku lagi.”
“Tidak apa, tidak usah terburu-buru. Aku juga baru datang.”
“oh ya, ini teman baru sekelasku namanya Emma dan ia juga seorang Beliebers”, Ucap Summer mengenalkan Emma yang sejak tadi justru malah trediam tak bersuara. Kemana perginya kebawelan gadis itu?

Justin pun menyapa Emma dengan senyumannya yang di balas senyuman malu-malu dari Emma. Ah, rupanya gadis itu tegang berada di depan Justin yang penuh pesona. Summer hanya bisa tertawa melihat tingkah teman barunya itu yang mendadak hening bak tak memiliki suara saat di depan Justin.

“Kemana Suara mu pegi Emm?”, ledek Summer yang di balas sikutan dari gadis tersebut. Justin yang melihat tingkah dua gadis tersebut pun ikut tertawa. Justin senang karena ternyata Summer telah berhasil mendapatkan teman baru. Ternyata memang tidak ada salahnya kan mencoba untuk membuka diri dengan lingkungan sekitar. tidak ada salahnya menjadi orang yang jujur.

Saat Summer masih asyik meledek Emma, Gadis di sebelahnya itu tiba-tiba berbisik memberitahu Summer kalau ia telah di jemput oleh kaka nya. Pada akhirnya Emma pun berpamitan dengan Summer dan Justin, yang kemudian Justin memeluk gadis tersebut, membuatnya terkaku selama beberapa saat dan kemudian pergi. Justin dan Summer pun kemudian segera masuk kedalam mobi dan tidak lama kemudian Justin pun mualai mengendarai mobil tersebut enath mau ke mana.
Selama di perjalanan Summer terlihat sibuk memainkan Iphone nya, saling berbalas pesan dengan Emma teman barunya. Sesekali gadis itu tampak tersenyum dan terkikik kecil ketika membaca pesan yang masuk ke iphonenya. Justin yang tengah menyetir mobil hanya bisa melirik gadis itu beberapa kali karena penasaran dengan apa yang tengah gadis itu lakukan.

“Kau terlihat senang sekali hari ini”, ucap Justin akhirnya membuka suara. Summer yang mendengar ucapan Justin itu hanya menatap lelaki itu dan kemudian memasang cengirannya yang membuat justin terkekeh.
“Muka mu itu lucu sekali, ok. Haha...” ledek Justin yang kemudian membuat summer medengus kesal dan memanyunkan bibirnya. Hal itu sontak membuat Justin tertawa semakin kencang.
“Ahahaha.... Demi apa pun. Kau harus melihat raut muka mu itu di kaca. Kau sungguh lucu”
“Justin! Kau ini paling pandai merubah mood ku.”
“Ahaha.. ok, ok. I’m sorry. Tapi aku turut senang karena kamu telah memiliki teman baru. Lain kali mungkin kau bisa mengajaknya ikut bersama kita untuk jalan-jalan, dia tampak unik seperti mu.”
“What?! Unik?”
“Yeah. Haha...”

Pada akhirnya sepanjang perjalanan Justin dan Summer saling bercanda, meledek satu sama lain hingga akhirnya Justin telah memarkirkan mobilnya di sebuah restoran. Justin menatap Summer yang ada di sebelahnya yang kemudian memberi kode melalu tatapan mata kalau mereka akan keluar untuk makan. Summer yang tampaknya mengerti hanya menganggukkan kepala.

Summer dan Justin masuk ke dalam restoran itu dan langsung memilih kursi kosong untuk dua orang yang berada di pojok ruangan. Mereka kembali melanjutkan candaan dan ledekan mereka yang terpotong tadi saat memilih menu makanan. Sesekali mereka juga saling mengabadikan kegiatan mereka menggunakan kamera Iphone mereka. Tak lama kemudian makanan yang telah mereka pesan pun telah terhidang di meja. Tanpa berlama-lama lagi mereka berdua pun segera menyantap makanan itu hingga tandas.
Sekitar 1 jam lebih mereka menghabiskan waktu di restoran itu sambil, bercanda tawa dan saling mengambil gambar satu sama lain. Kegiatan menyenangkan mereka terhenti saat tiba-tiba suara ributan terdengar dari depan pintu restoran yang sontak membbuat mereka berda memalingkan kepala ke arah sana. Beberapa ekspresi berbeda tampak dari wajah mereka berdua saat tau penyebab dari keributan tersebut. Summer tampak kaget dan kesal saat tau siapa yang baru saja datang ke restoran dan membawa para paparazzi yang ribut, berbeda dengan Justin yang kini tampak memasang wajah sedih saat melihat Selena, mantan kekasihnya datang berdua dengan lelaki lain. Selena datang berdua dengan lelaki yang entah siapa dia dan mereka terlihat sangat mesrah. Summer yang melihat rau yang terpancar dari wajah Justin langsung mengetahui apa yang di rasakan dan di fikirkan lelaki itu. Justin Cemburu melihat Selena berjalan dengan lelaki lain. Summer juga tau betul kalau Justin belum benar-benar berhasil melupakan mantan kekasihnya tersebut meski beberapa bulan telah berlalu semenjak mereka dinyatakan putus. Entah kenapa saat melihat Justin yang sekarang terus menatap ke arah meja yang di tepati Selena, dada Summer terasa sakit. Seperti ada seserang yang meremas dan menusuk-nusuk hatinya. Summer memang tidak pernah menyukai hubungan Justin dengan Selena, dan Summer selalu merasa sakit saat melihat Justin berjalan dan bermesrahan dengan selena semasa mereka berpacaran. Tapi sakit yang ia rasakan kali ini sangat berbeda dengan sakit yang ia rasakan saat melihat selena dan justin dulu. Dulu Summer memang merasa sakit, tetapi itu rasa sakit yang di rasakan pengemar kepada idolanya yang bermesraan dengan perempuan lain. sedangkan kali ini, Summer merasakan sakit yang berbeda saat melihat raut cemburu Justin kepada selena. Rasa sakit yang ia rasakan seperti saat melihat Kevin berciuman dengan gadis lain.

Summer mencoba memalingkan wajahnya agar tidak lagi memperhatikan ke arah Justin yang tengah menatap Selena. Ia berusaha menahan agar air matanya tidak mengalir dari pelupuk matanya. Ia tidak mau menangis dan terlihat bodoh karena merasa cemburu kepada idolanya.Summer tidak mempunyai hak apa pun untuk merasa cemburu kepada Justin karena ia memang hanya penggemar biasa, dan semua hal manis yang Justin lakukan kepadanya semata-mata haya karena kuis. Itu yang terus Summer tanam kan dalam otaknya untuk menyadarkannya kepada kenyataan. Keeruntungan memang bisa terjadi kapan pun contohnya saat Summer memenangkan quis ini, tetapi keberuntungan tidak akan terjadi dua kali di waktu yang sama bukan? Jadi itu sangat mustahil jika Summer berharap Justin mempunyai perasaan spesial padanya. Itu hanya mimpi belakang!
Pada akhirnya Summer mencolek bahu Justin dan memintanya untuk segera pergi dari restoran itu. Justin hanya diam tak mengatakan apa pun tetapi kaki lelaki itu berjalan mnuju pintu restoran. Sesampai di luar restoran Mereka langsung di serbu oleh para paparazzi yang awalnya membuntuti Selena. Summer agak merasa kesal karena seharusnya sesuai permintaan yang ia minta ke pihak quis tentang ia yang tidak ingin ada kamera dri para paparazzi yang mengganggu aktifitas mereka, tetapi karena kedatangan Selena ke restoran yang sama dengan membawa para paparazzi ini membuat permintaannya itu terlanggar. Dengan bantuan para Bodyguard Justin mereka berdua pun akhirnya berhasil masuk ke dalam mobil dan kemudian Justin pun segera memacu mobilnya entah menuju kemana.
Suasana hening terjadi di antara Summer dan Justin. Hanya terdengar suara mesin dan angin dari Ac mobil yang menemani keheningan itu. Beberpa kali Summer melirik ke arah Justin yang tengah mengendarai mobil dengan raut muka yang terlihat menyimpan kekesalan. Melihat hal tersebut Summer hanya bisa memejamkan matanya sekilas dan kemudian mearik nafasnya dalam-dalam.

“Kita mau ke mana setelah ini Justin?”, tanya Summer pada akhirnya dengan nada yang di buat seceria mungkin. Semenit, dua menit summer menunggu jawaban dari lelaki di sebelahnya tapi hasilnya nihil.
“Justin?”, panggil summer lagi tapi tetap tidak ada jawaban dari lelaki tersebut. Lelaki di sebelahnya itu Justru terlihat tengah memikirkan sesuatu yang membuat ia tidak mendengar pertanyaan dn panggilan dari summer tersebut. Pada akhirnya Summer memutuskan untuk kembali terdiam. Tetapi di sudut hatinya ia merasa sangat sedih dan sakit dengan sikap lelaki di sebelahnya yang mendadak berubah semenjak bertemu perempuan itu.

Hampir 30 menit lebih Summer dan Justin saling sibuk dengan fikirannya masing-masing, membarkan suara angin mengisi kekosongan di antara mereke. Tapi pada akhirnya, summer yang tidak sanggup lagi berdiam diri pun kembali membuka suaranya dengan sebuah kata-kata yang mampu membuat sadar lelaki di sebelahnya itu.

“You Still Love Her, right?” Satu menit, dua menit, tiga menit hingga akhirnya Jawaban datang dari Justin.

“Yeah.” hanya satu kata. Tapi dengan satu kata itu mampu membuat seluruh tubuh Summer bergetar hebat akibat gejolak emosi yang ia tahan. Pada akhirny Summer kembali memutusan untuk bungkam karena ia tau jika ia kembali berbicara maka tak segan air matanya akan mengalir.

Hening terjadi di sepanjang jalan hingga akhirnya Justin memberhentikan mobilnya di depan studio tempat Justin merekam lagu sebelumnya. Justin keluar dari mobilnya begitu saja meinggalkan Summer di dalam dan tanpa membukakan pintu untuk gadis itu seperti kebiasaanya biasanya. Rasa sakit di hati Summer semakin menjadi ketika melihat perubahan signifikan yang terjadi pada lelaki itu. Senyumannya, sikap manisnya candaannya, dan ledakan dari lelaki itu hilang sekejab saja hanya dalam hitungan menit setelah bertemu Selena. Summer pun pada akhirnya segera keluar dari mobil mengikuti lelaki itu yang tengah duluan memasuki gedung studio tersebut. Begitu tiba di dalam Justin segera mendudukan diri di atas sofa setelah meraih gitarnya yang berada di samping sofa. Lelaki itu terlihat memetik gitarnya membentuk sebuah nada yang summer tidak ketahui. Summer hanya bisa terdia sambil memperhatikan hal-hal yang di lakukan lelaki itu. Sambil menatap Justin otak Summer terus berjalan memutar ide untuk memecahkan semua ini agar kembali seperti semula. Tinggal 2 hari lagi waktu quisnya dan ia tidak ingin semua ini berakhir dengan senyuman yang hilang dari wajah Justin. Summer mncoba tidak memikirkan rasa sakitnya dan mengenyampingkan egonya hanya demi idola kesayangannya itu. Sebuah ide gila terlintas di otaknya. Sebuah ide yang membutuhkan pengorbanan besar darinya tapi akan berimbas baik untuk Justin. Pada akhirnya Summer memutuskan untuk melakukan ide tersebut apa pun resiko yang harus ia tanggu meski hatinya sendirilah yang akan terluka.

Summer mencolek bahu Justin pelan yang membuat lelaki yang tenga sibuk memainkan gtar itu menengok ke arahnya. Lalu dengan ragu-ragu Summer pun bericara pada lelaki itu.

“Aku fikir aku tidak bisa bersama mu sampai malam hari ini. Aku—harus mengerjakan tugasku jadi aku harus pulang sekarang. Tidak apa kan?”

Mendengar ucapan itu Justin hanya mengangguk pelan yang di balas oleh senyuman kecil dari Summer. Pada akhirnya Summer pun pulang ke rumahnya dengan menggunakan taksi.

***

            Suara ricuh dan ribut dari para penggemar perempuan dan suara blits kamera menjadi latar belakang taman di sore hari akibat seorang artis wanita yang tengah menghabiskan waktunya di sana. Summer mejadi salah seorang yang berpartisipasi diantara puluhan gadis yang meneriakan nama Selena Gomez tersebut, tapi tentu saja ia datang dengan maksud yang lain. Summer berusaha mendapatkan tempat terdepan untuk dapat berbicara dengan wanita yang namanya tengah di teriaki puluhan gadis tersebut. Ya, ide gila yang Summer akan lakukan sekarang adalah berbicara dengan wanita tersebut untuk meminta wanita itu meluangkan sehari waktunya untuk bersama Justin. Summer sebenarnya tidak rela dengan hal itu, tetapi demi senyuman Justin ia rela mengorbankan hatinya demi lelaki tersebut. Justin adalah segalanya untuk Summer dan Senyuman lelaki itu lebih berarti dari pada hal yang akan ia rasakan setelah pengorbanan ini. Ia akan sakit hati tentunya, tetapi senyuman Justin pasti mampu mengobati rasa sakit itu juga nantinya.
            Summer berhasil mendapatkan posisi di depan saat Selena berjalan di depannya. Dengan gesit dan lantang gadis itu meneriaki nama wanita itu hingga membuat wajah wanita itu berpaling padanya. Selena tampak menghampirinya dan itu membuatnya merasa lega.

            “Boleh aku berbicara sesuatu yang penting berdua saja dengan mu?”, tanya Summer saat selena telah berada di depannya. Tapi belum sempat wanita itu menjawab Summer telah terdorong dan terjatuh ke tanah. Hal tersebut cukup membuat seluruh tubuh Summer sakit tetapi mengingat senyuman Justin membuat Summer kembali bangkit dan kembali mencoba memanggil Selena yang telah menjauh. Usaha Summer gagal saat Selena terlihat telah menaiki mobilnya yang terparkir di pinggir taman. Dalam hitungan menit mobil itu pun kini tidak terlihat lagi oleh Summer. Summer meruntuki dirinya sendiri yang gagal berbicara dengan wanita itu. Tapi ia tidak mau menyerah begitu saja, Summer segera membuka Iphone nya dan mencari tau jadwal selena berikutnya dan segera pergi ketempat wanita itu selanjutnya.

           
            Taksi yang Summer naiki berhenti di depan sebuah Studio yang kini juga telah ramai di penuhi oleh beberapa penggemar Selena. Summer segera membayar ongkos taksi dan keluar menghampiri kerumunan tersebut. Dengan susah payah Summer menerobos kerumunan para penggemar tersebut hingga akhirnya ia pun telah berhasil sampai ke paling depan. Dengan Tenaga ekstra Summer mengeluarkan suaranya sekencang mungkin meneriaki Selena yang kini berada agak jauh dengan dirinya. Selena yang sedang meladen salah satu penggemarnya pun menengok dan menatap ke arah Summer yang kini terengah-engah akibat teriakannya tadi. Summer kembali berteriak memohon gadis itu untuk menghampirinya hingga pada akhirnya wanita itu pun menghampirinya juga. Selena berdiri di depan Summer dengan wajah heran karena jelas-jelas ia baru saja melihat Summer di taman tadi.

            “Selena, can i talk to you about something?”, tanya Summer dengan muka serius. Selana dengan seyumannya pun mengangguan kepalanya tanda kalau ia mengizinkan.
            “It’s abou Justin”, kata-kata singkat itu sudah cukup membuat senyum selena perlahan-lahan memudar dari wajahnya dan membuat Summer menjadi agak ragu. Summer tau kalau Selena pasti tidak mau medengar apa pun tentang mantannya itu lagi, tapi demi senyuman Justin Summer harus memaksa wanita itu untuk mau mendengarkannya.

            Baru saja Summer mau melanjutkan kata-katanya, seorang penggemar Selena yang berada di sampingnya menyuruhnya untuk menghentikan omongan tentang Justin.
           
            “Can you stop talking about Justin? She don’t like that.”
            “But this is important.”, jawab Summer pada gadis di sampingnya itu.
            “Tapi dia tidak suka. Lagi pula mereka sudah lama putus dan sekarang selena sudah bahagia tanpanya. Jadi berhenti membicarakan lelaki itu di depannya!”

            Summer hanya menatap gadis di sebelahnya itu dengan kesal dan kemudian kembali menatap Selena yang ada di depannya tersebut. Dengan muka semelas mungkin Summer mencoba memohon kepada Selena agar mau mendengarkannya.

            “Please.... Please Selena. Kali ini saja dengarkan yang mau aku bicarakan tentang Justin”

            Serena membalas permohonan Summer itu dengan senyum simpul. “Maaf, tapi bisa kamu membicarakan hal yang lain”
            “Please Selana, Please....”, Summer masih saja memohon kepada selena yang tiba-tiba di potong oleh Bodyguar Selena yang menyuruh Summer untuk mejauh dari wanita tersebut. Selena pergi meninggalkan summer seteah mengucapkan kata maaf pada gadis itu.
Summer hanya bisa terdiam sedih karena ia gagal lagi berbicara dengan Selena. Tapi bukan Summer namanya kalau pantang menyerah. Demi Justin Sumer pun memutuskan untuk menunggu selaana keluar dari Studio. Gadis tersebut menunggu dengan duduk di pinggiran jalan sambil sesekali memainkan iphonenya.

Entah berapa ja telah berlalu dengan Summer yang masih menunggu Selena keluar dari Studio di pinggir jalan. Hari telah berganti malam sejak 3 jam yang lalu dan Summer masih saja setia menunggu selena meski angin malam yang dingin tengah berhembus. Sudah beberapa kali Summer menghampiri Security yang ada di depan Studio untu meminta selena keluar sebentar saja untuk beribicara dengannya tapi berkali-kali juga Summer di husir. Hari yang semakin malam dan tubuh Summer yang telah kedinginan karena angin malam pun lah yang membuat Summer memutuskan untuk pulang ke rumah. Tapi tentunya Summer akan kembali mencoba berbicara dengan Selena besok. Ia haru berhasil besok agar Justin dapat tersenyum saat waktu seminggunya bersama Justin telah usai.

Pada akhirnya Summer pun bangkit dari duduknya dan menyetop taksi yang lewat. Summer pulang dengan membawa kekecewaan hari ini tetapi menimbulkan semangat membara untuk kembali berjuang esok hari. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita terus berusaha bukan?




Camila Cabello as Emma

Selena Gomez

Sad Summer

Sad Justin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar