Rabu, 08 Juli 2015

Different - Chapter 7




Warning: Jangan membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya tanpa ada satupun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.








“Tolong aku! Kali ini saja. Aku mohon...”

***

            Summer tengah duduk termenung sambil menatap pemandangan di luar kelasnya, di sebelahnya turut duduk Emma yang hanya bisa terdia bingung dengan tingkah gadis di sebelahnya. Sesekali Summer membuang nafas berat Yang membuat Emma semakin mengerutkkan dahnya.. Summer tampak terdiam tapi di dalam otaknya penuh dengan tanda tanya. Gadis itu sibuk berfikir sambil menyusun rencanan untuk membuat selena mau membantunya. Ia harus berhasil hari ini karena esok adalah hari terakhirnya menjalan seminggu bersama Justin, setelah itu ia akan kembali menad fans biasa kembali. Rasa sedih memang muncul di hati Summer tapi ia akan merasa lebih sedih lagi jika di saat-saat terakhir dia justru melihat muka sedih Justin. Sejak awal Summer memang telah menetapkan kalau ia memenangkan quiz tersebut, ia akan memberikan seluruh waktunya untuk Justin, untum membuat lelaki itu tersenyum dan bahagia.
            Summer membuang nafas untuk yang kesekian kalinya membuat Emma yang sejak tadi hanya duduk menatap gadis tersebut pun akhirnya angkat bicara.

            “Ada apa dengan mu? Sejak tadi kamu terus membuang nafas. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa bercerita dengan ku. Kita teman kan?”, Ucapan Emma itu membuat wajah Summer yang sejak tadi megarah ke jendela pun berubah menatap gadis mungil itu.

            “Ya, kamu teman ku, hanya saja... Aku sedang berfikir bagaimana caranya Selena mau mendengarkan ucapanku untuk menemui Justin. Setiap aku mengatakan nama Justin saja muka wanita itu langsung berubah ekspresi tidak senang.”
            “Selena? Untuk apa kamu menyuruhnya menemui Justin? Bukan sekarang mereka sudah punya kehidupan masing-masing?”
            “Panjang ceritanya. Tapi yang aku tau sekarang adaah Justin membutuhkan wanita itu untuk membuatnya kembali tersenyum. Justin—Masih mencintai Selena.”, kalimat terakhir yag di ucapkan Summer sukses membuat dadanya berdesis. Perih, itu yang di rasakan gadis itu setiap mengingat ungkapan Justin tempo hari.

“You Still Love Her, right?”
“Yeah.”


            “Sam? Sammy?”, paggil Emma karena Summer melamun. Tapi bukannya Sadar dari lamunannya, panggilan Emma tadi Justru mengingatkan akan Nama panggilan dari Justin beberapa hari yang lalu.


Flash Back

            “Emm.. Terimakasih untuk hari ini dan terimakasih juga karena telah mengantarku sampai rumah” ucap Summer begitu berada di luar mobil sabil memeluk boneka panda besarnya yang di dapat dari pasar malam. Justin tersenyum dan mengangguk membalas ucapan Summer tersebut.
            “Kamu mau mampir dulu?”, Tanya Summer kembali agak canggung karena ini pertama kalinya Justin mengantarnya hingga ke depan rumah.
            “Emm… tidak, terimakasih. Sepertinya aku akan langsung pulang saja, lagi pula kamu juga sudah lelah kan. Mungkin aku bisa mampir lain kali”
            “ok. Mampir kapan pun kamu mau, rumah ku terbuka kapan pun untukmu.”
            “kapan pun? Termaksud saat tengah malam dan saat makan malam?”, ledek Justin yang membuat Summer tertawa.
            “Ahaha.. tidak seperti itu juga. Tapi untuk saat makan malam—kalau kau mau kau bisa mencoba makan malam di rumah ku kapan-kapan. Masakan Mom ku tidak kalah enak dengan makan restoran di luar”
            “Benar kah? Sepertinya menarik. Baik lah, kapan-kapan aku akan berkunjung untuk ikut makan malam di rumah mu. Tapi—aku jauh lebih ingin mencoba makan buatan mu.”
            “Oh No. jangan makanan buatan ku. Kau akan mati jika mencob masakan buatan ku. Asal kau tau saja, aku ini tidak bisa memasak.”
            “ahaha… Kalau begitu belajar lah. Aku akan menjadi orang pertama yang akan mencicipi masakan buatan mu. Aku tunggu ok.”, Justin mengedipkan sebelah matanya sambil teratwa kecil membuat Summer ikut tertawa karena godaan dari lelaki itu.
           
“Baik lah kalau itu mau mu. Kau janji kan akan mencoba masakan ku?”
“Ya, aku janji. Tapi kau juga harus berjanji untuk tidak membunuh ku dengan makanan mu. Aku masih mau hidup panjang.”, lagi-lagi Justin sukses membuat Summer tertawa karena kata-katanya.
“Tenang saja. Aku punya koki hebat di rumah ku yang akan mengajarkan aku memasak. Aku tidak akan mengecewakan mu.”, Summer tersenyum manis keara Justin setelah ucapan itu. Keheningan terjadi di antara mereka dengan Summer yang masih tersenyum sedangkan Justin sibuk menatap kea rah gadis itu. Kemudian dengan perlahan Jarak di anatar mereka semakin dekat dan Justin pun mendrtkan kecupan di dahi gadis itu yang sukses membuat tubuh Summer kaku seperti patung.

Justin hanya tertawa ketika melihat eksperi gadis tersebut dan kemudian mengacak lembut rambut gadis tersebut.

“Ok, aku harus pulang. Goodnight Sammy, have a nice dream.” Ucap Justin.

Flash Back end

           
            “SUMMER GRINS?!!”, teriak Emma yang pada akhirnya Sukses menyadarkan Summer dari lamunannya.
            “Ah, Sorry.”
            “Aku berbicara panjang lebar tapi kamu malah melamun.”
            “Sorry. Panggilan dari mu tadi membuat ku ingat saat Justin memanggilku ‘Sammy’ seperti kau memanggil ku tadi.”
            “Benarkah dia memanggil mu seperti itu? Aww... kalian benar-benar sangat akrab. Aku iri dengan mu.”
            “Jangan iri dengan ku. Keberuntungan ku ini hanya sementara karena sebentar lagi semuanya akan berakhir.”
            “tapi aku yakin Justin akan tetap dekat dengan mu setelah ini, pegang kata-kata ku.”
            “I don’t think so.”, Jawab Summer dengan senyum kecutnya, senyum yang di paksakan.

            “Sudah lah, lupakan hal tersebut. Tadi apa yang kau katakan kepada ku tentang Cara meminta Selena untuk mendengarkan ku?”, lanjut Summer merubah topik.
            “Aku Selenator dan Selena sudah mem Follback Twitter ku. Mungkin kau bisa menggunakan Twitter ku untuk mengirimnya DM. Bagai mana?”
            “Benarkah? Kenapa kau tidak bilang sejak tadi?”
            “Aku sudah bicara sejak tadi Sam, dan kamu malah melamun.”, dengus Emma yang di balas cengiran dari Sammer.

            Pada akhirnya Summer menggunakan Twitter Emma untuk mengirim DM kepada Selena. Summer berharap wanita itu akan membaca dan membalas DM darinya tersebut. Sepanjang pelajaran, secara diam-diam Summer terus mengirim Dm ke Twitter Selena menggunakan Iphone dan Twitter Emma. Tapi hingga sekolah berakhir Summer belum juga mendapatkan balasan dari wanita itu. Kecewa? Tentu saja. Tapi Summer tidak mau menyerah. Summer telah mencari Jadwal kegiatan Selena Hari ini dan akan kembali mengikuti wanita tersebut.
            Summer baru saja akan melangkah pergi dari kelas seusai membereskan barang-barangnya saat sebuah SMS dari Justin Scooter masuk ke Iphonenya. Sedih dan kecewa, itu yang di rasakan Summer saat ini karena nyatanya Justin tidak lagi mengirim SMS padanya. Padahal sejak 2 hari yang lalu lelaki tersebut yang selalu mengabarkan kegiatannya dan bahkan menjemputnya langsung ke sekolah. Wanita dan Cinta memang bisa membuat seseorang berubah dengan mudahnya.
            SMS dari Summer memberitahukan kalau Justin baru memiliki jadwal Sore ini dan berarti siang ini lelaki itu tidak memiliki kegiatan. Summer pun pada akhirnya membalas SMS Scooter itu dengan mengatakan kalau ia akan datang ke rumah Justin seusai mengganti bajunya. Setelah membalas pesan tersebut Summer pun segera pergi mencari Taksi dan pulang ke rumahnya.

***

            Summer telah berdiri di depan sebbuah rumah besar nan mewah bak istana, rumah kediaman Justin. Tanpa berlama-lama lagi gadis itu segera melangkahkan kakinya menuju rumah tersebut. Dengan mudah Summer masuk ke rumah tersebut melewat bodyguard yang berada di depan rumah tersebut. Tentu saja mudah karena para Bodyguard itu telah mengenal Summer dengan baik karena gadis itu sudah sering datang ke rumah Justin, bahkan beberapa kali Summer turut mengajak para bodyguard bermuka datar itu berbicara dan bercanda. Hasilya tentu saja Summer sukses membuat para bodyguar itu merubah muka datar nan sangarnya itu menjadi senyuman ramah kepada gadis tersebut.

            Kini Summer telah berada di ruang tamu rumah Justin tetapi gadis itu belum juga menemukan lelaki tersebut. Summer mencoba bertanya kepada beberapa crew Justin yang berada di sana tentang keberadaan Justin dan salah satu dar crew tersebut memberitahukan kalau Justin tengah berada di biosop mininya sekarang. Summer pun segera melangkah menuju bioskop mini tersebut tanpa tersesat. Tentu saja, Summer telah tau seluk beluk rumah Justin semenjak penjelajahannya di hari pertama ia datang ke rumah Justin. Tanpa perlu lama kini Summer telah berada di dalam bioskop mini dan benar saja, Justin tengah terduduk sambil meletakkan kakinya di atas bangku, menonton sebuah film yang entah apa jusulnya. Summer pun menghampiri lelaki tersebut dan duduk di bangku yang berada di samping lelaki itu.

            “Hei”, Sapa Summer yang hanya di balasan gumaan oleh Justin. Wajah ceria Summer berubah begitu saja setelah mendapat sambutan yang tidak ramah dari lelaki tersebut.
            “Kmu tidak sibu kan sekarang?”, tanya Summer sambil di dalam hatinya berharap lelaki di sebelahnya itu tidak menjawab dengan singkat pertanyaannya tersebut.
            “Ya, begitu lah. Kasu sudah dapat kabar dari Scooter kan?”
            “Ya”, jawab Summer singkat. Gadis itu rada kecewa dengan jawaban dari lelaki tersebut yang sangat dingin, berbeda dari biasanya.

            “Justin”, panggil Summer dengan Suara kecilnya tetapi bisa terdengar dengan jelas oleh Justin. Tapi lagi-lagi lelaki tu hanya membalas dengan gumaan.
            “Bagai mana kalau kita jalan-jalan di taman sambil makan ice crem?”, ususl Summer sambil mencoba untuk ceria dan tegar. Ucapan gadis tersebut namaknya mendapat respon baik dari Justin karena lelaki itu langsung menatap Summer.
            “Ide bagus. Aku mulai bosan dengn film ini. Ayo!”, Justin segera bangkit dan menarik tangan Summer yang membuat gadis itu sedikit tersentak dengan tindakan tiba-tiba darii lelaki tersebut.


            Justin dan Summer telah sampai di sebuh taman tanpa menggunakan waktu yang lama. Justin segera menari Summer menuju konter ice cream dan membeli ice cream Spongebob kesukaan lelaki itu sedangkan Summer membeli ice cream cone tiga rasa, Strobery, vanila dan coklat. Setelah mendapatkan Ice cream masing-masing mereka pun memakan ice cream terseut sambil berjalan-jalan mengitari taman tersebut. Beberpa kali Justin tampak pula di datangi oleh beberapa penggemarnya yang meminta foto bersamanya sedangkan Summer dengan ramah dan senang hati memfoto mereka. Setelah cukup lama berjalan mengitari taman, Summer dan Justin pun memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang ada di taman tersebut. Ice cream mereka telah habis saat berjalan tadi dan jadilah kini mereka duduk berdampingan dalam keheningan. Tapi hal itu tidak berjalan lama karena pada akhirnya Summer membuka pembicaraan.

            “Besok hari terakhir ya.”, ucap gadis itu yang tidak jelas antara pernyataan atau pertanyaan. Sedangkan Justn hanya membalas dengan mennganggukan kepalanya.
            “Tidak terasa sudah hampir seminggu aku bersama mu. Sudah banyak hal yang aku lakkuka bersama dengan mu dan sebentar lagi semua itu berakhir dan—aku akan kembali mnad fans mu lagi seperti yang lainnya. Maksudku Sekarang aku fans mu tetapi aku fans yang beruntung mungkin.”, ungkap Summer sedangkan Justin hanya terdiam mendengarkan Summer berbicara.
            “Aku berharap waktu berhenti atau hal ini bisa terus berlanjut tapi tentu itu hal yang mustahil. Maka itu aku—mau mengucapkan terimakasih pada mu atas semua hal yang telah terjadi dang yang telah ku dapat selama bersama mu. Kamu mengajarkan banyak hal padaku. Karena kamu pula aku bisa mendapatkan teman baru. Kamu juga membuat aku bisa melalui hari-hari sedih ku setelah putus dari Kevin. Kamu memang idola yang sangat menginspirasi. Terimakasih Justin”, Summer mengeluarkan Senyum termanisnya kepada Justin yang membuat lelaki itu membalasnya dengan senyuman miliknya meski bukan senum terbaik yang ia miliki.
            “Aku harap besok akan menjad hari yang indah. Hari terakhir harus menjadi hari yang spesial bukan.”, Justin menjawab dengan anggukannya dan senyumannya. Setelah mengatakan hal itu Summer hanya bisa menunduk sambil mengucapkan kata-kata dalam benaknya kalau iya harus berhasil membuat Justin tersenyum dengan tulus besok. Harus!

           
            Tidak terasa Jam telah menunjukkan pukul 3 sore dan seperti yang di katakan Scooter kalau pada sore hari Justin memiliki kegiatan. Pada akhirnya mereka pun kembali ke rumah Justin untuk Justin bersiap-siap. Setelah Justin siap dan akan berangkat Summer pun mengatakan kalau ia tidak bisa mengikuti kegiatan Justin hari ini dengan alasan kalau ia memiliki pekerjaan sekolah yang harus ia lakukan. Tentu saja itu bohong karena nyatanya gadis itu ingin menghampiri Selena untuk membuat wanita itu mau berbicara dengannya. Summer pun memanggil taksi seusai Justin berangkat dengan mobilnya. Summer segera menyuruh taksi menuju ke lokasi tempat Selena berada saat ini yaitu di sebuah studio dance tempat Selena dan teman-teman wanitanya berlatih dance.
            Tampa memerlukan waktu yang lama Summer telah sampai di depan Studio yang kabarnya menjadi tempat Selena dan teman-temannya biasa berlatih dance. Dugaan itu semakin terlihat benar saat Summer melihat beberapa gadis yang duduk menunggu di luar Studi tersebut sambil terlihat asyik membcarakan tentanng Selena. Summer pun pada akhirnya memutuskan untuk ikut duduk di pinggir trotoar menunggu wanita itu keluar dari dalam gedung. 1 jam kira-kira Summer telah menunggu di luar bersama beberapa gadis lainnya yang sedikit dar mereka telah menyerah dan pergi. Tapi aksi menunggu Summer tidak sia-sia karena tepat di saat Summer mengecek jam di iphone nya, seorang gadis meneriakan nama Selena yang membbuat Summer menatap ke arah gadis terseut. Yap, selena telah keluar dari dalam studio dance tersebut bersama beberapa temannya. Buru-buru Summer bangkit dan mendekat ke arah wanita itu yang kini juga telah di kerubungi oleh beberapa gadis penggemar wanita tersebut. Summer berusaha menerobos kerumunan gadis-gadis tersebut untuk sampai di depan. Begitu ia berhasil Summer segera meneriaki nama Selena yang membuat wanita itu menatapnya. Wajah wanita itu tampak kaget karena merasa tak asing dengan muka Summerr yang memang sejak kemarin mengikutinya. Tanpa memperdulikan raut wajah wanita tersebut Summer segeru mengatakan keinginannya sebelum waita itu kembali pergi.

            “Selena, please hear me. i wanna say something with u. Please, just this once, hear me! hear me what I want to say about him, please..!!”
            Selena menggelengkan kelapalanya tapi bibirnya tetap tersenyum. “Sorry, please dont talk about him again. I will hear you if u dont talk about him. Please!”, wanita itu memohon pada Summer untuk tidak membicarakan tentang Justin. Tapi Summer harus melakukannya.
            “Please..!”, mohon Summer lagi tapi Wanita itu tetap menggeleng dan kini menghampiri fansnya yang lain. Selena tidak lama berada di depan gedung Studio itu karena Setelah itu wanita itu tampak masuk ke mobilnya tanpa di ikuti temannya dan pergi meninggalkan tempat ini.

            Summer menjatuhkan tubuhnya ke jalanan dengan begitu saja. Ia lelah, ia sedih , dan ia tidak tau harus berbuat apa lagi untuk membuat Senyuman Justin kembali mengembang. Apa ia harus menyerah dan membuat misi seminggunya itu berakhir gagal. Tidak! Ia tidak mau! Hanya ini kesempatannya untuk membuat Justin tersenyum karena dirinya, tidak ada kesempatan lainnya. Hanya hari ini dan besok. Karena keberuntungan tidak terjadi dua kali.
           
Pada akhirnya summer memutuskan kembali mencari tahu jadwal Selena dan pergi ke tempat wanita itu berada. Summer pergi ke tempat Photoshoot wanita itu, menunggu di Studi rekaman hingga malam menjelang. Tapi tetap saja semua usahanya tidak membawa hasil. Dan kini usaha terakhirnya adalah mendatangi rumah wanita tersebut meskipun Selena bahkan belum tampak keluar dari Studio Rekamannya.

1, jam, 2, jam, 3, jam. Summer terus menunggu di depan rumah Selena hingga terkantuk-kantuk, tapi belum ada tanda-tanda kedatangan gadis itu sama sekali. Summer juga sudah mencek melalui twitter selama beberapa kali untuk mencari tau apa selena sudah keluar dari studio atau belum. Entah ini sudah yang kesekian kalinya ia membuka twitternya dan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Tetapi Summer tetap menunggu di sana, di jalanan, tanpa memperdulikan udara dingin malam yang menusuk kulitnya.
Jam telah menunjukkan angka 11 lewat atau bisa di bilanng hampir tengah malam. Summer masih setia duduk di depan rumah Selena meski gadis itu telah terlelap selema bebrapa kali. Hingga tiba-tiba Suara klakson mobil terdengar di dari depan gerbang rumah Selena tersebut. Sumer segera bangkit dari duduknya di jalan dan menghampiri ke arah bunyi tersebut. Terlihat gerbang di buka oleh seorang penjaga rumah dan mobil itu masuk ke dalam. Summer dengan cepat segera meneriaki nama Selena dan berlari masuk ke dalam rumah sebelum gerbang di tutup rapat oleh pejaga, tapi belum samai kedalam badannya telah di tahan oleh penjaga gerbang tersebut. Summer semakin kencang meneriaki nama Selena, membuat Selena yang baruu turun dari mobilnya dan tampak lelah menatapnya dengan bingung dan terkejut dengan keberadaan Summer terlebih pada tengah malam sepert sekarag. Summer mencoba melepaskan diri dari penjaga gerbang tersebut, ketika berhasil ia mencoba berlari mendekati Selena. Tetapi tubuhnya lagi-lagi di hadang oleh 2 Bodyguar berbadan besar. Dengan nafas yang memburu akibat berteriak dan kedinginan Summer kembali berbicara dengan Selena. Mencoba membuat wanita itu mau mendengarkanya untuk kali ini jasa.

“Please Selena! Please hear me! just this once, please..”, Summer berbicara dengan nada bergetar akibat kedinginan. Ya, badan gadis itu telah dingin karena menunggu di luar selama lebih dari 4 jam. Terlebih di udara malam yang sangat dingin di bulan Febuari. Es memang telah mencair dan sebentar lagi akan masuk musim semi, tetapi angin musim dingin masih tetap berhembus.
Tidak terasa air mata menngalir dari mata gadis tersebut, membuat nafasnya semakin memburu. Tetapi Summer tetap mencoba berbicara dengan wanita itu meski wanita itu sudah memintanya untuk pulang.

“Please.. Please.. Please...”, Mohon Summer dengan suara yang semakin memelan.
“Tolong aku! Kali ini saja. Aku mohon...”, Selena kini menatap Summer dengan mata sedih dan khawatirnya. Terlebih dengan muka Summer yang telah pucat dan agak membiru akibat kedinginan.

“Please..!! Tolong aku. Hanya kamu yang bisa membuat dia tersenyum lagi, hanya kamu... Please.. help me to make him smile again.. Aku—aku sudah mencoba dengan seluruh yang aku bisa dan aku punya, ta—tapi aku tetap tidak mampu membuat di tersenyum tulus. Just you Selena, Just You! Please help me......” Roboh. Tubuh Summer Roboh begitu saja setelah mengatakan kata-kata tersebut. Itu tadi kekuatan terakhirnya setelah lelah dan kedinginan yang terus ia tahan hanya untuk dapat berbicara dengan Selena.

Selena yang melihat tubuh gadis di depannya itu roboh langsung berteriak meminta bantuan. Khawatir, itu yang ia lihat saat pertama kali melihat gadis itu begitu ia keluar dari mobilnya. Selena yakin kalau gadis itu sudah menunggunya sejak beberapa jam yang lalu, terlihat dari mukanya yang telah pucat, dan itu juga alasan mengapa iya meinta gadis itu untuk pulang. Selena juga tau kalau gadis itu terus mengikutinya kemanapun ia pergi sejak kemarin. Selena juga tau kalau gadis itu yang mengirimnya Dm di Twitternya, memohonnya untuk berbicara dengannya tentang satu nama yang tidak mau ia dengar karena terlalu sakit. Sesunggunya ia juga tengah berusaha untu melupakan lelaki itu karena ia tau kalau ia tidak bisa lagi bersama. Terlalu banyak penghalang membuatnya makin lama lelah menghadapi semuanya. Ia mencoba melupakan lelaki itu dengan cara meminta para penggemarnya dan semua orang di sekitarnya untu tidak mengucap nama dan membahas tentang lelaki itu. Hanya itu caranya meski sampai saat ini ia masih tidak bisa melupakan seluruh kenangan bersama dengan lelaki itu.

Dengan gesit bodyguard Selena mengangkat tubuh Summer untuk masuk ke rumah Selena. Kemudian wanita itu meminta Bodyguarnya untuk meletakkan tubuh gadis itu di atas kasur di kamar tamunya. Selena juga tidak lupa menyelimuti gadis itu dengan selimut tebal. Seteah berbagai hal untuk menghangatkan tubuh Summer sdah di lakukan wanita itu pun duduk di pinggi ranjang tempat Summer berbaring. Selea meletakkan tangannya di pipi lembut Summer dan merasakan dinginnya pipi pucat itu. Dengan seksama Selena menatap wajah gadis tersebut dan dengan begitu saja segala kata-kata gadis itu sebelum pinngsan terngiang begitu saja di kepalanya.


“Please.. Please.. Please...”
“Tolong aku! Kali ini saja. Aku mohon...”
“Please..!! Tolong aku. Hanya kamu yang bisa membuat dia tersenyum lagi, hanya kamu... Please.. help me to make him smile again.. Aku—aku sudah mencoba dengan seluruh yang aku bisa dan aku punya, ta—tapi aku tetap tidak mampu membuat di tersenyum tulus. Just you Selena, Just You! Please help me......”

“Hanya kamu yang bisa membuat dia tersenyum!”

“Hanya kamu yang bisa membuat dia tersenyum!”

“Hanya kamu!!”


            Selena menenggelamkan wajahnya di dalam tangannya. Ia bingung dengan semua ini. Apa ia harus menolong gadis tersebut dengan kembali bertemu lelaki tersebut? Tapi jika ia kembali menemui lelak tersebut apa ia akan kembali mampu melupakan lelaki tersebut meski bahkan sampai detik ini ia pun tidak mampu melupakan seluruh kenangannya bersama lelaki tersebut. Senyumnya, tawanya, candaannya yang sebenarnya tidak lucu, pelukannya, perhatiannya. Apa ia mampu melupakan lelaki tersebut? Tetapi apa ia juga tega membiarkan perjuangan gadis yang sekarang kini tengah  berbaring di sebelahnya? Sesungguhnya ia iri dengan lelaki tersebut yang memiliki penggemar yang sangat setia seperti gadis tersebut. Gadis tersebut rela melakukan apa pun demi membuat lelaki tersebut tersenyum bahkan hingga tidak memikirkan dirinya sendiri. Gadis ini seharusnya pantas mendapatkan apa yang telah di perjuangkannya. Oleh karena itu pada akhirnya selena memutuskan untuk mendengarkan ucapan gadis itu nanti. Tidak ada salahya menolong seseorang bukan?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar