Warning: Jangan
membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya
tanpa ada satupun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak
meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf
untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang
menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia
biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.
“Apa...kamu
pernah berfikir untuk jatuh cinta kepada gadis lain selain Selena?”
***
Kilat
cahaya terang berebut masuk ke dalam iris mata Summer membuat gadis itu
mengedipkan mata beberapa kali untuk membiasakan matanya dengan cahaya
tersebut, ketika Summer telah sadar sepenuhnya ia memutar matanya untuk menatap
ke seluruh ruangan tempat ia berada sekarang. Ia merasa sangat asing dengan
ruangan tempat ia berada sekarang ini tapi sedetik kemudian ingatannya kembali
ke kejadian malam tadi, dia mana ia dtang ke rumah Selena untuk meminta wanita
itu mendengarkannya. Summer ingat kejadian ketika ia menangis dengan nafas yang
memburu, memohon kepada wanita tersebut untuk menolongnya hingga akhirnya ia
rubuh karena tidak sanggup lagi menahan rasa dingin yang terus menusuk
kulitnya. Ya! Gadis itu telah ingat seluruhnya. Ingat kalau ia pingsan selamam
dan yang ia dengar terakhr sebelum ksadarannya hilang seutuhnya adalah teriakan
Selena dan suara langkah kaki beberapa orang. Tapi ia tetap merasa bingung
dengan tempat ia tempati sekarang. Dalam benaknya Summer terus bertanya-tanya,
di mana dia? Apa yang terjadi setelah dia pingsan? Dan bagai mana dengan
nasibnya yang digantunngan oleh kemauan selena untuk mendengarkannya atau
tidak.
Summer
kembali memejamkan matanya dan setitik air mata keluar dari celah matanya.
Summer merasa tidakk tau lagi apa yang harus dia lakukan sekarang. Hari
terakhirnya bersama Justin telah datang dan ia masih gagal membuat lelaki itu
tersenyum. Summer masih meratapi nasibnya ketika suara pintu terbuka
mengintrupsi gadis tersebut dan membuatnya kembali memejamkan mata. Tatapan
mata Summer tiak bisa terlepas dari depan pintu saat melihat wanita itu
berdiri. Selena berdiri terdiam di depan pintu menatapnya. Keheningan terjad di
antara mereka selama beberapa menit hingga Summer sadar kalau yang ia lihat
bukan mimpi saat wanita tersebut menyapanya.
“Hi”
Summer masih saja terdiam tak bersuara. Hanya kediapan matanya yang menandakan
kalau ia memang telah tersadar.
“Selamat
pagi. Apa kau sudah merasa lebih baik?”, Summer tetap terdiam membuat Selena
merasa canggunng sendiri.
“Aku
harap kau sudah merasa lebih baik sekarang. Emm... nama mu Summer bukan?”
“Err—aku
tau nama mu dari Iphone mu. Ah! Aku minta maaf karena sudah membukanya. Aku
tidak bermaksud tetapi Iphone mu terus berbunyi dan aku rasa itu penting karena
telepon itu terus datang dan datang dari nomor yang sama, dari Ibu mu”
“My
mom call me?!”, pekik Summer pada ahirnya membuat Selena agak terkaget.
“Yes.
And i answer that. Sorry”
“Apa
yg dia katakan?”
“Ibu
mu menanyakan keberadaan mu dan aku mengatakan kalau kau akan menginap di rumah
ku malam ini karena kau sedang tidak enak badan.”
“Just
that?”
“Yeah.
I’m so sorry because i’m not talk with you before”
“It’s
ok. And thank you. Itu lebih baik dari pada ia terus khawatir semalaman karena
menunggu ku. Dan aku juga mau berterimakasih arena kau mau membiarkan ku
menginap semalaman di rumah mu, dan—juga kerena telah menyusahkan mu.”
“It’s
ok.”
“Jadi
apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?”, tanya Selena lagi.
“Yeah.
I’m fine now.”
“Nice.
Jadi apa kau mau sarapan bersama ku sekarang? Jika kau mau?”
“Ah?
Yeah, jika kau tidak keberatan.”
“Ok,
good. Come on!”
Pada
akhirnya Summer dan Selena menghabiskan waktunya untuk makan dalam keheningan.
Canggung dan binngung, itu lah yang mereka rasakan bersama. Summer terus menyantap
makanannya sambil otaknya berfikir keras memikirkan bagaimana nasip hari
terakhirnya dengan Justin. Diam-diam Summer juga menatap Selena, mencoba
melihat dan mencari suasana yang pas untuk berbicara pada wanita tersebut.
Mereka
berdua masih saja sibuk makan dengan keheningan hingga akhirnya Summer telah
selesai menghabiskan makanannya. Summer memajukan piringnya beberapa centi di
depannya untuk memberikan celah untuk tangannya terlipat di atas meja. Summer
masih terdiam menatap Selena yang masih mencoba menghabiskan makanannya. Pada
akhirnya keheningan tersebut berakhir saat Summer berdehem sebelum akhirnya
mulai mengeluarkan kata-kata.
“Apa
aku boleh berbicara tentang sesuatu?”, tanya Summer ragu-ragu yang membuat
Selena menghentikan makannya dan menatap ke arah Summer.
“Tentang—.”
“Ya,
kau boleh berbicara sekarang. Aku akan mendengarkannya.”, Saut selena memutus
pembicaraan Selena.
“Thank
you. Emm... Kau tau kan aku mau membicarakan tentang siapa?”, Selena hanya
mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Summer tersebut.
“Aku...”,
kini Justru Summer yang bingung harus berbicara dari mana.
“Aku
hanya ingin membuat dia tersenyum tulus lagi. Aku sudah mencobanya tapi
sepertinya itu tidak berhasil karena hal tidak bertahan lama. Apa lagi semenjak
dia melihat mu yang sedang jalan dengan lelaki lain tempo hari di restoran.
Moodnya berubah begitu saja. Aku bisa lihat dari semua hal itu kalau—ia
cemburu. Dan itu artinya ia masih mencintai mu.”
“kenapa
kau begitu yakin dengan hal tersebut?”
“Tentu
saja aku sangat yakin. Justin itu... sangat mudah di tebak. Ia mungkin bisa
tersenyum dan berharap dapat membohongi seluruh penggemarnya di dunia ini,
tapi.. kami tau, kami tau kalau ia menyembunyikan banyak hal kepada kami.
Senyuman yang ia keluarkan dengan tulus dengan yang ia paksakan itu berbeda.
Lagi pula mata tidak bisa di bohongi, karena mata adalah jendela hati. Dari
matanya aku bisa melihat masih ada cinta dan harapan buat mu Sel.”, Ucapan
Summer yang membuat hati Selena mencelos. Ada perasaan di mana ia ingin
mengikuti san mempercayai perkataan Summer tersebut, mempertahankan hubungannya
dan kembali dengan lelaki itu lagi. Tapi banyak hal pula yang membuatnya harus
menjauh dan melupakan lelaki itu. Peperangan batin terjadi pada diri Selena
membuat wanita tersebut hanya bisa membuang nafas berat.
“Lantas
tujuan utama mu ingin berbicara pada ku apa?”
“Aku—mempunyai
sebuah permintaan. Permintaan agar kamu memberikan waktu mu seharian ini untuk
bersamanya. Aku yakin hanya dengan bersama mu saja sudah dapat membuat senyuman
tulusnya muncul kembali. Aku ingin melihat senyum tulusnya di hari terakhir aku
bisa bersama dengannya. Ah ya. Kau tau kan tentang kuis yang aku ikuti ini?”,
selena mengangguk.
“Nah.
Hari ini adalah tepat sudah hari terakhir aku menjalani hadiah Quis tersebut.
Aku ingin sesuatu yang berkesan agar bisa selalu ku ingat, paling tidak sebelum
aku kembali menjadi penggemar normal lainnya. Apa kamu mau membantu ku?”
Selena
hanya dapat memejamkan matanya sejenak setelah mendengar penjelasan dari Summer
tersebut. Wanita itu tampak berfikir keras untuk mengabulkan permintaan gadis
tersebut atau tidak. Tapi semalam ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk
mengabulkan keinginan dari gadis tersebut. Pada ahirnya Selena kembali membuka
matanya dan kemudian membuang nafas berat sebelum akhirnya kembali berbicara.
“Bagaimana
dengan Paparazzi dan para penggemarnya yang membenci ku? Mereka tidak tau
tentang rencana mu ini dan akan berkata macam-macam jika aku kembali bertemu
dengannya.”
“Masalah
Paparazzi, kau bisa tenang karena di acara ini aku sudah meminta Paparazzi
untuk tidak muncul di sekitar Justin selama masa seminggu ku ini, jadi tidak
akan ada Paparazzi yang mengganggu. Dan untuk masalah para Beliebers yang
membencimu... Emm...Sorry but honestly i'm the one of them too. Tapi aku
melakukan ini demi kebahagiaan Justin jadi mereka pasti juga akan mengerti.
Tapi aku juga akan mencoba memberitahu dan
menjelaskannya ke beberapa fanbase beliebers. Jadi kau tidak usah
khawatirkan hal tersebut.”
“Jadi....Kau
mau kan membantu ku?”, tanya Summer lagi.
Selena
kembali membuang nafas berat, “Baiklah aku mau. Tapi aku ada pekerjaan pagi ini
sampai jam 11, setelah itu aku baru bisa melakukan hal yang kau mau itu.”
Summer
yang tadinya sudah bersiap-siap untuk segala situasi penolakan yang mungkin
terjadi pun agak kaget dengan jawaban selena tersebut. Ia tidak percaya kalau
ternyata wanita itu mau membantunya.
“OMG! THANK YOU SELENA! Kamu
benar-benar wanita yang sangat baik, aku jadi mulai berfikir dua kali untuk
membenci mu. Thank you, thank you, thank you. OMG!”, pekik Summer kesenangan
dan Selena hanya bisa tersenyum mendengar teriakan dari gadis tersebut.
“Aku
akan pulang terlebih dahulu dan mengatur semuanya hari ini. Aku akan mengabari
mu ketika aku telah siap. Eh, tapi aku tidak punya nomor mu untuk di hubungi”,
saking bersemangatnya Summer sampai lupa kalau ia tidak memiliki nomor Selena.
Summer pun terdiam tampak berfikir bagai mana cara menghubungi wanita itu saat
ia telah siap. Melihat ekspresi Summer yangn tiba-tiba berubah serius membuat
Selena tertawa geli sendiri.
“Hahaha... Kamu ini sangat lucu.”
Mendengar
Selena yang tertawa geli Summer hanya bisa menyengir kepada wanita tersebut .
“Kau tidak usah banyak berfikir. Aku akan memberikan nomer ku kepada mu agar
kamu bisa mengabari ku dan aku bisa mengabari mu. Aku percaya jika kau tidak
akan menyebarkan nomer ku”
“Benarkah?
Jadi sekarang masalah telah kelar”, Summer kembali menyengir. Pada akhirnya
mereka pun saling bertukar nomor Hp agar dapat saling menghubungi. Selena
tampak tersenyum saat melihat wajah riang gadis di depannya. Ada satu
pertanyaan yang mengganjal di hati Selena. Kenapa gadis itu begitu peduli
dengan lelaki tersebut? Sebagai penggemar sekali pun hal tersebutu terlalu
berlebihan untuk di lakukan. Gadis itu rela mengorbankan dirinya sendiri demi
lelaki tersebut. Kenapa?
Melihat Selena yang terdiam sambil
menatapnya membuat Summer bingung. “Kenapa kau melihatku seperti itu? Ada apa?”
Selena
tersentak dari lamunannya karena pertanyaan Summer tersebut. “Ah, emm... Tidak,
hanya saja..”
“Ya?”
“Aku
bertanya-tanya kenapa kamu begitu perhatian dengan Justin padahal kamu hanya
fans dan dia adalah idola mu. kenapa kamu ingin sekali bisa melihat ia selalu
tersenyum tulus bagaimana pun caranya meskipun harus mengorbankan dirimu
sendiri?”
Summer
terdiam mendengar pertanyaan dari Selena tersebut. Ia tidak tau harus berkata
apa. Tidak! Sebenarnya ia tau hanya saja itu adalah jawaban yang selalu ia
sangkal. Jawabannya telah jelas. Alasan mengapa ia begitu perhatian dan ingin
selalu melihat senyum Justin meskipun ia harus berkorban, jawabannya hanya
satu. Summer memiliki perasaan khusus pada lelaki tersebut, perasaan yang lebih
dari sekedar fans kepada idolanya. Summer mencintai Justin meski lelaki itu
tidak pernah tau, meski lelaki itu hanya menganggapnya sama seperti jutaan
penggemarnya lainnya. Perasaan yang muncul begitu saja. Summer sendiri bahan
bingung kenapa ia bisa merasakan perasaan itu kepada Justin, padahal di hari
pertama ia bersama Justin ia masih mencintai lelaki itu sebagai fans dengan
idola. Di hari pertama Summer hanya ingin Justin senang, tersenyum kepadanya
dan selalu mengingatnya begitu semua berakhir tapi sekarang semua keinginan itu
berubah. Summer hanya ingin Justin bahagia dengan kehidupannya dan tersenyum
tulus. Summer ingin yang terbaik untuk lelaki itu meskipun ia harus
mengorbankan dirinya sekali pun.
Summer
terus berfkir, memikirkan jawaban yang harus ia jawab kepada Selena. Pada
akhirnya Summer pun tersenyum simpul dan membuang nafas berat sebelum akhirnya
menjawab.
“Aku
hanya ingin melihatnya bahagia di dunianya sekarang. Karena jika ia bahagia itu
akan menjadi alasan untuknya tetap bertahan untuk menjadi penyanyi. Aku tidak
ingin ia pergi karena ia adalah inspirasiku dan inspirasi seluruh
penggemarnya.”, jawaban yang di ucapkan Summer memang tidak sepenuhnya bohong.
Ia memang ingin justin bahagia dan tidak pernah berhenti menjadi penyanyi yanng
menginspirasi tetapi ada satu hal yang summer sangkal. Satu jawaban, bahwa ia
mencintai lelaki itu.
Selena
mengerutkan keningnya menatap ke arah Summer, menganggukkan kealanya beberapa
kali dan kemudian tersenyum. Sikap Selena itu membuat Summer agak bingung tapi
ia tida mencoba untuk menanggapinya. Sedangkan selena sendir tengah
menyembunyikan sebuah pemikiran tentang gadis di depannya. Selena yakin akan
dua hal kalau gadis ini unik, gadis ini berbeda dan ia yakin kalau Justin juga
merasakannya.
Pada
akhirnya Summer pun pamit pulang kepada Selena karena ia juga harus menampakkan
mukanya kepada Mom nya sebelum kembali menemui Justin untuk sesi hari
terakhirnya. Summer pun pulang dari rumah Selena menggunakan taksi meskipun
Selena telah menawarkan supirnya untuk mengantarnya. Tak perlu waktu yang lama
Summer pun telah sampai di depan rumah tercintanya dan ia pun segera masuk
kedalam rumah dan menemui Mom nya yang tengah sibuk dengan pekerjaan rumahnya.
Summer langsung di sambut dengan tatapan cemas oleh Momnya tetapi ia segera
menenangkan mom nya dengan mengatakan kaau ia sekarang baik-baik saja. Setelah
berhasil meyakini mom nya Summer pun segera melangkah ke kamarnya untuk
bersia-siap.
***
Summer
telah berada di depan rumah Justin sekarang. Ia langsung bergegas pergi ketika
mendapatkan pesan dari Scooter kalau jadwal lelaki itu kosong hari ini dan ia
sedang berada di rumahnya. Summer berdiri terdiam sejenak di depan pintu rumah
lelaki itu sambil menarik nafasnya beberapa kali. Ia mencooba mengeluarkan
eksperi sebahagia mungkin meski sebenarnya ia sedh karena hari ini akan menjadi
hari terakhirnya bersama Justin dan tidak akan lama karena nantinya ia akan
membiarkan Justin berjalan-jalan bersama Selena. Summer masih terus menark dan
membuang nafasnya untuk menenangkan diri. Tangannya telah memegang gagang pintu
dan siap untuk mendorongnya, tapi sebelum ia melakukan itu Summer pun
mengucapkan mantranya untuk membuat wajah bahagia.
“Kamu
bisa! Kamu bisa! Kamu pasti bisa melalui ini. Cukup tersenyum! Hanya cukup
tersenyum. Tersenyum! Tersenyum! Yak, tersenyum!”
Setelah merasa siap dan bisa
tersenyum secara wajar Summer pun segera mendorong pintu depan rumah Justin
tersebut dan memasuki rumah lelaki tersebut yang tampak sanngat besar dari luar
dan bagai labirin di dalam. Tak perlu waktu yang lama Summer telah sampai di
kolam bernang tempat Justin berada sekarang. Summer sudah sangat hafal dengan
ruangan-ruangan di rumah lelaki tersebut karena sudah beberapa kali berkunjung
ke sana, meski awalnya ia masih sering tersesat.
Summer
menghampiri Justin yang tengah terduduk di pinggir kolam bernang dengan
ekspresi cerianya yang sebenarnya palsu. Gadis itu mendudukkan dirinya di
bangku yang berada tidak jauh dari lelaki itu sambil tersenyum-senyum sendiri
membuat Justin mengerutkan keningnya bingung.
“Kenapa
kamu tersenyum-senyum sendiri?”, tanya lelaki itu akhirnya.
“Nothing.memangnya
aku tidak boleh tersenyum”
“Tidak—bukan
begitu, hanya saja...Ya sudah lah lupakan.” Summer mengangkat sebelah alisnya,
bingung dengan kata-kata Justin. Tapi pada akhirnya gadis itu tidak
menanggapinya dan hanya terdiam membuat keheningan terjadi di antara mereka
berdua.
Semenit,
dua menit, tiga menit, Hening. Justin Sibuk dengan aktiftas renangnya sedangkan
Summer dengan pemikirannya sendiri. Tapi pada akhrnya Summer kembali bersuara,
menghentikan keheningan tersebut.
“Justin.”,
panggil gadis itu yang di balas gumaan oleh Justin yang tengah membasu mukanya.
Kemudian lelaki itu berjalan dengan badan basahnya ke bangku yang ada di
sebelah Summer dan duduk di sana.
“Apa...kamu
pernah berfikir untuk jatuh cinta kepada gadis lain selain Selena?” pertanyaan
Summer tersebut cukup membuat Justin menatap gadis tersebut dengan muka datar,
hal tersebut membuat Summer meneguk ludahnya berat.
Hening.
Lelak itu tidak memjawab pertanyaan Summer tersebut membuat gadis itu
menundukkan kepalanya sedih.
“Apa...
diam itu artinya tidak?”, Hening.
“Aku
rasa iya.” Summer masih saja terus berbicara meskipun lelaki di sebelahnya
tersebut tidak menjawab atau menanggapinya.
“Tapi...
Masih banyak gadis di dunia ini yang mencintai mu, baik dari kalangan artis mau
pun penggemarmu, beliebers mu. Mereka mencintai mu dengan segenap hati mereka.
Mereka pasti memliki keinginan untuk menjadi pengganti Selena di hati mu.”, “Termaksud aku” batin Summer.
“Apa—tidak
ada kemungkinan kalau salah satu Beliebers mu akan menggantikan Selena di hati
mu nantinya? Menjadi gadis spesial yang akan menjadi kekasih mu suatu hari
nanti?”, Masih saja hening yang terjadi. Tidak ada jawaban dari lelaki tersebut
yang membuat Summer semakin sedih. Ia mrasa seperti berbicara sendiri dengan
angin. Tapi baru saja ia ingin kembali bersuara Justin pun membuka Suaranya
dengan kata-kata yang membuat Summer Sulit untuk bernafas. Kata-kata yang
membuat sekan udara telah hilang dari dunia ini.
“Mungkin
tidak.”
Summer
mencoba membuka mulutnya untuk mencari nafas sebanyak-banyaknya, tetapi tetap
saja ia terus merasakan kekurangan udara. Summer merasakan seperti ada ribuan
panah yang menancap ke hatinya, membuat luka yang sangat dalam dan perih. Gadis
itu menggigit kuat bibirnya untuk meredam tangisannya. Summer tidak ingin
menangis tapi tetap saja Semua ini terlalu menyakitkan untuk dirinya.
“Seharusnya aku sadar dari awal kalau memang
tidak ada kesempatan untukku. Tidak akan pernah ada yang namanya Justin akan
membalas perasaan ku, itu hanya mimpi belakang.”, batin Summer.
Setitik air mata telah mengalir
dari mata biru Summer tanpa Justin ketahui. Dengan cepat gadis itu segera
menghapus air mata itu dan kembali mengeluarkan senyumannya, senyuman palsunya.
“Haha... Lupakan saja pertanyaan ku
tadi. Aku hanya sendang melantur saja”, ucap Summer dengan kekehan yang sangat
di paksakannya agar Justin tidak menganggap pertanyaannya tadi. Justin hanya
menaggapi dengan mengangkat kedua bahunya yang menandakan memang dia tidak
memikirkannya.
“Lebih baik sekarang emm.. Kita
Jalan-jalan saja, ya kita jalan-jalan. Ini hari terakhirku bersama mu kan. Jadi
mari buat ini menjadi menyenangkan. Aku... mau ke kebun binatang!”, tutur
summer yang di balas anggukan oleh Justin. Lelaki itu pun segera pamit masuk
kedalam kamarnya untuk bersiap. Sesaat setelah Justin masuk ke dalam rumah
Summer pun membuang nafas beratnya..
“Hampir saja. Aku g boleh nangis.
Ini semua akan segera berakhir. Jadi.. Tetap tersenyum dan SEMANGAT!”, Summer
berteriak kencang untuk kata-kata terakhirnya tersebut memberikan semangat pada
dirinya untuk bertahan sampai akhir.
***
Justin
dan Summer telah berada di dalam salah satu kebun binatang yang ada di
California tepat pada jam 11 siang. Selama di perjalanan tadi Summer telah
member kabar kepada Selena untuk mendatangi kebun binatang tersebut seusai
menyelesaikan pemootretannya. Begitu memasuki kebun binatang itu beberapa
pasang mata yang sebagian besarnya adalah para gadis langsung menatap tajam ke
arah Justin, beberapa dari mereka mencoba maju lebih dekat ke arah Justin dan
beberapa yang lainnya memberi jarak untuk Justin menghabiskan waktunya di kebun
binatang. Summer hanya bisa tersenyum menatap ke arah para gadis tersebut. Ia
mengingat akan dirinya sendiri saat belum memenangkan Quiz ini begitu melihat
para gadis tersebut. Summer sadar kalau ia sangat beruntung bisa merasakan di
dalam posisi seperti saat ini meski sebentar lagi hal tersebut akan segera
berakhir, hanya perlu menunggu beberapa jam lagi sebelum ia akan kembali
menatap Justn dari kejauhan seperti para gadis itu.
Summer
tersasar dari lamunannya dan baru sadar kalau Justin telah berada jauh di
depan. Summer pun mempercepat langkah kakinya menuju Justin. Justin yang baru
sadar kalau Summer tertinggal pun menghentikan langkahnya.
“Apa
jalan ku terlalu cepat?”, tanya Justin begitu Summer telah sampai di
sebelahnya.
“Ah,
tidak. Tadi aku sedikit melamun jadi tertinggal”
“oh,
ok. Ngomong-ngomong kita mau pergi ke mana dulu sekarang?”
Summer
mencoba menatap ke sekeliling kebun binatang tersebut, berfikir harus kemana ia
sekarang sambil menunggu datangnya Selena. Saat sedang berfikir mata Summer
jatuh kepada sebuah toko kecil yang menjual aneka ragam barangdan oleh-oleh
bertema kebun binatang. Summer pun menunjuk toko tersebut kepada Justin sebagai
jawaban dan di balas anggukan oleh lelaki tersebut. Akhirnya Justin dan Summer
pun pergi ke toko tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam Summer langsung
memekik saat melihat rak berisi banyak boneka panda berbagai ukuran. Summer
segera berlari ke arah rak tersebut dan memeluk salah satu boneka panda yanng
berukuran besar tersebut. Summer memang sangat menyukai panda, itu sebabnya ia
sangat senang saat bisa mendapatkan boneka panda saat pergi ke pasar malam
beberapa hari yang lalu, terlebih lagi boneka itu di dapatkan dari Justin.
Seusai memeluk boneka pada berukuran besar itu Summer kemballi meletakkan
boneka tersebut dengan rapi ke raknya dan kini mengambil boneka panda lainnya. Saat
sedang asyik melihat-lihat bermacam macam boneka dan barang bergambar panda
Summer kembali berseru saat melihat gantungan Hp dengan liontin boneka panda.
Summer seegra menghampiri gantunga Hp tersebut dan menyentuhnya, tetapi semenit
kemudian gadis itu kembali meletakkan gantungan Hp tersebut. Justin hanya bisa
menatap bingung gadis itu.
“Kau
tidak membeli gantungan itu?”, tanya Justin begitu Summer telah berada di
sampingnya.
“Err...
No. Agak mahal, lagi pula aku tidak membawa uang banyak.” Jawab Summer santai meski sesekali mata gadis
itu masih melirik ke arah rak berisi gantungan Hp tersebut. Baru saja Justin
ingin membuka suaranya Summer telah memotong dengan Suara yanng agak kencang.
“Ahhh...Oh
ya Justin, Apa disini ada Panda? Ada kan? Ada? Aku mau lihat Panda secara
langsung? OMG, mereka pasti lucu sekali.” Summer terlihat senang sendiri. Gadis
itu berbcara sambil menggoncang-goncang lengan Justin dengan pandangan mata
berbinar-binar seperti anak kecil yang merayu untuk di belikan ice cream.
“Di
sini tidak ada panda. Panda itu binatang langkah dan dia hanya ada di Cina.”
Jawaban dari Justin tersebut sukses merubah ekspres muka Summer menjadi
cemberut sambil memanyunkan bibirnya, percis seperti anak kecil yang
keinginannya di turuti. Justin pun terkekeh melihat perubahan muka Summer
tersebut.
“Kita
lihat beruang saja. Jenis mereka tidak jauh dari panda kan?”
“Ya
tapi kan kalau beruang aku sudah sering melihatnya. lagi pula mereka itu tidak
lucu, justru menakutkan. Aku maunya melihat Panda!”
“kalau
begitu pergi ke Cina dan kau akan melihat Panda di sana”
“Mudah
untuk mu mengatakan seperti itu. Aku tidak mungkin bisa pergi ke Cina.”
“Kau
pasti bisa, peganng kata-kata ku. Cukup percaya kalau kau bisa.”
Baru
saja Summer akan membalas ucapan Justin tersebut, ia merasakan Iphonnya
berdering tanda ada pesan masuk. Summer segera membuka pesan tersebut yang
tenyata dari Selena, wanita itu telah sampai di kebun binatang. Summer agak
memberi jarak dengan Justin saat membalas pesan tersebut. Summer pun memberi
tahukan posisi mereka dan kemudian kembali memasukan Iphone nya di sakunya.
“Ayo
Justin. Kita ke tempat Pinguin saja, mereka juga lucu dan lagi warna mereka
sama seperti panda.”, Justin lagi-lagi terkekeh karena ucapan Summer. Lelaki
itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan tingkah lucu gadis
tersebut.
“Oh
ya, kau duluan saja keluar, aku ingin membelikan sesuatu untuk Jazmny dan
Jaxon.” Summer pun hanya tersenyum dan mengangguk lalu pergi keluar toko
tersebut.
Summer
menunggu Justin di luar toko sambil duduk di salah satu bangku santai yang ada
di sana. Saat sedang sibuk melamun sambil menatap ke arah Justin yang berada di
dalam toko dari bali kaca, Summer merasakan bahunya di colek oleh seseorang.
Gadis itu segera menengok dan menatap orang yang telah mencoleknya yang
ternyata adalah Selena. Wanita itu berdiri di depannya mengenakan pakaian yang
simpel tapi modis sambil tersenyum. Summer pun membalas senyum wanita itu dan
mempersilahkannya untuk duduk di sampingnya.
“Apa
aku membuat mu menunggu lama?”, tanya Selena.
“Tidak.
Kam baru sampai dan aku langsung mengajak Justin ke toko ini untuk menunggu
mu.”
“Oh.
Lantas di mana Justin?”
“Dia
sedang berada di dalam. Katanya ia ingin membeli barang untuk Jazmyn dan Jaxon.
Benar-benar kakak yang baik.”
“Ya,
dia memang sangat sayang dengan kedua adiknya itu.” Summer hanya mengangguk
pelan menyetuhui ucapan Selena tersebut.
Tidak
lama Suara lonceng pintu toko terdengar yang menandakan kalau ada seseorang
yang membuka pintunya. Summer segera memutar kepala untuk melihat siapa yang
keluar dari toko tersebut dan ternyata adalah Justin. Summer seera bangun dari
duduknya di susul oleh Selena. Summer menarik nafasnya dalam-dalam seelum
akhirnya berlari menghampiri lelaki tersebut dengan wajah cerianya sedangkan
Selena disuruh menunggu di sana.
“Hei,
sudah selesai?”
“Ya”
“lalu
mana hadiah yang sudah kau beli untuk adikmu?”
“Sudah
ku simpan di tempat yang aman agar tidak hilang.”
“oh.
Kalau begitu ayo kita ke tempat inguin. Tapi sebelumnya ada seseorang yang mau
bergabung bersama kita.”
“Hah?
Siapa?”
“Ayo”
Summer
menarik lengan Justin agar mengikuti langkahnya menuju Selena yang berdiri
tertutup oleh pepohonan. Begitu samai di depan Selena Ekspresi Justin langsung
berubah terkejut, tetapi Summer bisa melihat binar kebahagiaan dari mata lelaki
tersebut.
“Hi”,
sapa Selena kepada Justin yang masih terdiam menatap wanita tersebut.
“Ah—Hei”,
blas Justin yang kini tersenyum manis ke arah wanita tersebut. Melihat Senyuman
tulus itu langsung muncul saat bertemu Selena membuat Summer merasakan hatinya
seakan di remas. Rasanya sakit melihat hal tersebut yang tidak bisa ia
dapatkan. Tetapi Summer tidak mau terlih Sedih di depan Justin untuk terakhir
kalinya, maka dari itu ia terus melanjutkan ektingnya dengan tetap memasang
senyum palsu dan wajah bahagianya.
“How
are you?”, tanya Justin masih dengan senyumannya.
“I’m
good. Bagai mana dengan mu? Apa kesibukan mu sekarang?”
“Aku
juga baik. Sekarang aku sedang mengurus album berikutnya dan hanya beberapa
pekerjaan tambahan lainnya seperti photoshoot. Apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku?
Tentu saja berlibur, dan aku rasa kebun binatang tempat yang cocok untuk di
kunjungi. Kamu sendiri, sedang apa di sini?”
“Sama
seperti mu, aku juga sedang berlibur. Tetapi aku juga sedang mengabulkan
keinginan seorang beliebers ku yang beruntung memenangkan sebuah Quiz dengan
hadiah Seminggu bersama ku, Jadi di sini lah aku. Ah! Tapi kenapa tadi ia
mengatakan kalau ada yang mau bergabung dan ternyata kau? Apa ini— ”
“Tadi
ia tidak sengaja bertemu dengan ku dan dia mengajaku untuk bergabung dengannya
yang ternyata bersama mu. Jadi.. apa kau tidak keberatan jika aku bergabung
bersama kalian?”
“Of
course yes.”
“Jadi
mau ke mana kita sekarang?”, Justin menatap Summer sekilas dan baru saja akan
membuka mulutnya kembali yang kemudian di selak oleh Summer.
“Aku
rasa aku tidak bisa bergabung bersama kalian. Kenapa tidak kalan saja yang
berkeliling berdua? Kalian sudah lama tidak bertemu bukan? Lagi pula aku baru
ingat kalau aku masih punya keperluan.”, Summer berbicara sambil mengedipkan
sebelah matanya kepada Justin, memberika kode kepada lelaki itu bahwa itu
kesempatannya untuk berduaan dengan Selena.
“Apa
tida apa? Kamu yang meminta ke sini tadi tapi kamu malah akan pergi. Lagi pula
bagai mana cara kamu pulang, kamu pergi bersama ku tadi”
“Tidak
apa Justin. Aku bisa pulang dengan taksi.”
“Apa
kau yakin?”, tanya Selena.
“Yes.”
Summer berucap yakin. Justin hanya bisa menatap gadis itu dengan tatapan tak yakin
tetapi Summer membalasnya dengan sebuah senyuman termanis yang ia punya. Summer
menghampiri Justin dan memeluk lelaki itu yanng kemudian di balas oleh Justin.
Hanya pelukan beberapa menit sebagai pelukan perpisahan untuk Summer. Pelukan
terakhir sebelum ia kembali menjadi fans biasa kembali.
“Have
Fun Justin” ucap Summer yang kemudian mencium pipi lelaki tersebut. Justin agak
kaget dengan tindakan Summer tersebut membuatnya hanya bisa diam terkaku.
Summer hanya tersenyum dan Kemudian menghampiri Selena, memeluk wanita itu.
“Permintaan
terakhirku. Mau kah kamu mengambil foto Justin yang sedang tersenyum sebanyak
mungkin sebagai bukti untuk ku. Kau bisa mengirimkannya ke nomor ku.” Bisik
Summer kepada Selena yanng di balas anggukan kecil dari wanita tersebut.
“Ok,
aku harus pergi sekarang. Bersenang-senang lah kalian berdua. Bye” ucap Summer
lagi kini kepada Selena dan Justin.
Gadis itu melambaikan tangannya
sambil berjalan mundur perlahan. Justin dan Selena membalas lambaian tangan
tersebut dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka berkeliling kebun binatang
berdua. Diam-diam saat Justin dan Selena telah berada cukup jauh Summer kembali
berbalik dan berjalan mengikuti mereka berdua secara diam-diam. Dan dengan
melakukan hal tersebut Summer dapat menemukan banyak fakta kalau Justin memang
masih mencintai Selena, hanya wanita itu yang dapat membuat Justin mengeluarkan
Senyum tulusnya, dan kenyataan kalau tidak ada harapan untuknya mendapatkan
cinta dari Justin seperti Selena mendapatkannya, itu berarti Summer harus
segera melupakan semua perasaan tersebut sesegera mungkin.
Selena
dan Justin berjalan-jalan berdua mengelilingi kebun binatang tersebut. Mereka
berdua terlihat akrab dengan beberapa kali saling tertawa dan melontarkan
candaan. Mereka juga tidak lupa mengabadikan moment mereka itu dengan berbagai
ekspresi gila, lucu dan menggemaskan. Kedua orang itu menghabiskan waktunya
dengan bersenang-senang bagai tidak pernah ada maslah di antara mereka. Di
tempat yanng sama dengan jarak yang agak jauh Summer masih setiap mengikuti
kedua pasangan itu secara diam-diam, matanya tidak lepas menatap ke rah Justin.
Tanpa Summer ketahui selena tau kalau gadis itu sejak tadi mengkutinya dan
tersu menatap ke arah Justin. Selena dapat melihat ekspresi iri, sedih dan
cemburu dari mata gadis itu dan Selena juga dapat melihat ada Cinta dari
tatapan itu. Sebagai wanita selena tau akan apa yang di rasakan Summer saat
ini, tapi ia tida mengerti kenapa gadis itu tetap mengorbankan dirinya sendiri
demi kebahagiaan orang lain di saat ia juga mencntai orang tersebut. Cinta
memang mempu membuat seseorang berkorban.
Kini
Selena dan Justin memasuki kawasan binatang musing dingin yang berada di dalam
gedung khusus. Mereka terus berjalan sambil sesekali berhenti di depan kandang
binatang. Selena kembali mengalihkan pandangannya mencoba mencari letak
keberadaan Summer, tapi kini ia tidak menemukan gadis itu lagi. Selena masih
sibuk mencari keberadaa gadis itu dalam kegelapan ruangan tersebut sambil terus
mengikuti langkah Justin hingga mereka berhenti di depan kaca bagian Pinguin.
Terdapat beberapa pinguin di dalam kaca tersebut yanng tengah di beri makan
oleh petugas kebun binatang. Selena menempelkan tangannya di kaca dan tersenyum
melihat kelucuan hewan tersebut.
“Mereka
hewan yang lucu bukan?”, tanya Justin tiba-tiba membuat Selena memalingkan
kepalanya ke arah lelaki tersebut.
“Ya,
mereka lucu dan menggemaskan”
Justin
terkekeh sendiri membuat Selena mengangkat sebelah alisnya bingung. “Aku jadi
teringat akan perkataan Summer tadi. Dia sungguh gadis yang lucu”
“Apa
itu?”
“Dia
bilang karena tidak ada panda di sini dia mau melihat pinguin saja hanya karena
warna pinguin sama dengan panda. Hanya karena warna, yang benar saja. Gadis itu
benar-benar... Lucu.”
“Aku
bisa melihat kalau ia adalah gadis yang menarik, Juga Gadis yang ceria.” Justin
mengangguk membenarkan omongan Selena tersebut, bibirnya menyunggingkan sebuah
senyum begitu mengingat tingkah gadis itu.
“Ya,
kau benar. Dia gadis yang menarik dan unik. Gadis yang ceria, gadis yang
berusaha kuap meski sebenarnya rapuh rapuh, dan dia berbeda dengan
penggemar-penggemarku yang lainnya. Itu kesan yang ku dapat setelah melalui
seminggu bersamanya.”
“Kalian
seperti telah melalui banyak waktu yang menyenangkan bersama.”
“Ya.
Banyak sekali.. dia juga telah mengajarkan banyak hal pada ku meski sebenarnya
dia juga merasakan hal yanng sama seperti ku. Dia gadis yanng aneh tapi unik.
Sometimes it’s not bad to be different”
Pada
akhirnya perjalanan mengelilingi kebun binatang selanjutnya di lakukan sambil
Justin terus menceritakan berbagai hal tentang Summer. Summer hanya bisa
tertawa saat Justin menceritakan hal konyol tentang gadis tersebut dan
tersenyum saat Justin terlilhat sangat kagum denngan gadis tersebut. Selena
bisa melihat kalau sebenarnya Justin memililki sebuah perasaan oleh gadis
tersebut, sangat jelas terlihat dari sikapnya saat dengan entengnya
menceritakan berbagai hal tentangnya. Justin hanya tidak menyadari hal itu,
lelaki itu masih tertutup oleh kenangan masa lalunya dengnan dirinya selama
masa berpacaran dulu. Entah mengapa Selena Justru tidak merasa sakit atau pun
sedih saat Justin terlihat senang dang bersemangat saat menceritakan tentang
Summer, Justru ia merasa kesal karena lelaki itu tidak menyadari perasaannya
sendiri. Meski Selena masih mencintai Justin, tapi dengan melihat pengorbanan
Summer untuk kebahagiaan lelaki itu Selena menjadi yakin jalan apa yang
seharusnya ia ambil.
Tidak
terasa mereka telah mengelilingi seluruh kebun binatang dan kini telah kembali
ke pintu depan. Akhirnya Mereka pun memutuskan untuk keluar dari kebun binatang
tersebut. Mereka berjalan ke arah tempat mobil di parkir dalam keadaan saling
diam, Selena sibuk mengirimkan foto-foto mereka yang telah di janjikan ke nomor
Summer sedangkan Justin sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sesampai di mobil
Justin Selena pun mendudukan diri di depn kap mobil Justin sambil masih sibuk
denngan Iphone nya. Justinpun mengikuti wanita itu duduk di sebelahnya.
“Apa
yang sedang kau lakukan?”, tanya Justin penasan.
“Tidak
ada. hanya sedang mengirim pean kepada teman ku, tapi sekarang sudah selesai.”
Jawab Selena yang kemudian kembali meletakkan Iphone nya.
Keheningan
kembali terjadi selama beberapa menit tapi kemudian Selena kembali membuka suara.
“Emm..
Justin.”
“Yes?”
“Aku
ingin mengatakan sesuatu pada mu”
“Apa
itu?”
“Aku
Sedikit berbohong hari ini.. Sebenarnya aku bukan tidak sengaja berada disini
tapi—” Selena memeri jedah dengan ucapannya membuat Justin mengangkat sebelah
alisnya.
“Tapi?”
“Summer
lah yang merencanakan semua ini.” Justin agak terkejut dengan ucapan Selena
tersebut.
“Bagai
mana bisa?”
“Kau
harus tau kalau selama beberapa hari kemarin gadis itu terus mengikuti kemana
pun aku pergi. Mendatangi lokasi syuting ku, lokasi photoshoot ku, Studio ku,
dan bahkan menunggu berjam-jam di depan rumah ku. Dia melakukan semua itu tanpa
memikirkan dirinya sendiri. Dia menunggu berjam-jam di cuaca yanng dingin
hingga akhirnya ia pingsan tepat di saat aku sampai di rumah.” Jstin terdiam saat
Selena menceritakan tentang Summer. Justin benar-benar tidak menyangka kalau
gadis itu melakukan hal tersebut.
“kau
tau apa yang membuatnya sampai melakukan hal itu?”, tanya Selena dan hanya di
jawab gelengan oleh Justin.
“Kamu.
Demi Senyuman dan kebahagiaan mu. Itu yang dia katakan pada ku. Dia ingin
melihat kamu terus tersenyum tulus, bukan senyuman palsu. Dia ingin kau bahagia
dengan kehidupan mu. itu sebabnya dia mendatangi ku, memohon pada ku untuk
menemui mu karena dia mengira hanya aku yang bisa mengembalikan senyum mu. Dia
rela melakukan berbagai hal hanya demi melihat mu tersenyum. Apa kau tidak
menyadari sesuatu?” Justin di buuat tidak dapat berkata-kata karena cerita dari Selena tersebut. Ia tidak menyangka
kalau gads itu rela melakukan berbaga hal demi dirnya, demi kebahagiaannya.
“aku
rasa gadis itu memiliki perasaan khusus untuk mu, melebihi perasaannya dulu”
Lanjut Selena yanng membuat Justin tidak mengerti.
“Maksud
mu?”
“Coba
kau fikirkan lebih jelas maksud perkataan ku barusan, kau akan mengerti, dan
aku harap segera. Lebih baik kita pulang sekarang.”, Selena pun segera berjalan
ke arah pintu mobil tempat kursi penumpang dan dengan cepat Justin berlari
mengahmpiri wanita itu dan membukakan pintunya. Kemudian Justin pun ikut masuk
kedalam mobil dam mulai menjalan kan mobil itu pulang.
***
Summer
telah sampai di rumahnya tercinta dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Wajah
gadis itu tampak murung dan perasaannya kali ini benar-benar tidak dapat di
gambarkan lagi. Ia merasakan banyak perasaan saat ini, sedih, iri, ceburu,
sakit, tapi ia juga bahagia karena bisa membuat justin kembali tersenyum di
hari terakhirnya.
Baru
saja Summer menjatuhkan badannya di atas kasur empuknya gadis itu mendengar
Iphonenya berbunyi menandakan ada sebuah pesan. Dengan malas gadis itu
mengambil Iphonenya dan kemudian membuka pesan tersebut. Perasaan sakit kembali
menjalar keseluruh tubuh gadis itu saat elihat isi pesan tersebut yang berisi
foto-foto Justin dan Selena di mana Justin tersenyum bahagia di sana. Ia sadar
kalau memang ia yang meminta Selena untuk mengirimkan foto tersebut padanya,
tapi tetap saja ia merasa sakit saat melihat foto tersebut. Tidak terasa air
mata mengalir dari mata biru Summer, setetes demi setetes hingga akhirnya
sukses membasahi pipi gadis tersebut. Summer kembali meletakkan Iphone nya di
atas meja sebelah kasurnya dan meraih boneka panda pemberian Justin yang berada
di sebelah bantalnya. Kenangan saat berada di pasar malam terlintas begitu saja
membuat air matanya semakin mengalir deras.
“Pasar
malam?”
“Ya,
pasar malam. Kenapa? Kamu tidak suka?”
“Tidak,
bukan begitu. Hanya saja—kau yakin akan aman jika kamu berjalan di sini? Tempat
ini terlalu ramai dengan orang-orang dan pasti banyak di antara merek yang
mengenali mu.”
“Aku sangat yakin. Dan tidak usah mencemaskan hal itu,
aka nada banyak bodyguard ku yang akan menjaga kita, jadi nikmati saja malam
hari ini di sini. Ayo!”
“Apa yang kau mau? Aku akan
mendapatkannya untuk mu.”
“Emm... OMG! Aku mau boneka Panda
itu. Aaaaa... panda! Aku suka sekali dengan panda!”
“Ok kalau begitu, aku akan
mengambilkannya.”
“Apa kau yakin, tapi itu hadiah yang
paling sulit di dapat”
“Tenang saja. Apa yang tidak bisa ku
laukan.”
“Ini boneka panda milik mu. Aku bisa
mendapatkannya bukan.”
“Ya, tapi kamu menghabiskan banyak
uang dan waktu hanya demi mendapatkan boneka ini.”
“yang penting aku berhasil
mendapatkannya.”
“Thank you Justin.”
“Untuk yang terakhir kau mau naik
wahana apa?”
“Bianglala”
“Ide bagus. Pemandangan dari atas
sana sangat cantik, kau pasti menyukainya. Ayo!”
“Waaaahhhhhh! Kau benar Justin.
Pemandanngan kota di malam hari terlihat cantik dari atas sini.”
“Kau akan lebih kagum lagi saat
melihat pemandangan kota dari atas pesawat”
“Benarkah? Aku jadi ingin merasakannya.
Sayanngnya aku belum pernah sekalli pun pergi menggunakan pesawat”
“Kau belum pernah? Kalau begitu aku
akan mengajak mu merasakannya lain kali.”
“Terimakasih. Waahhh Justin, itu
mobilmu, aku bisa melihatnya dari sini. Lihat! Lih—Waaaaaaaaaaaaa!!!!”
“Hampir saja. Berhati-hatilah!”
“Terimakasih”
“Emm..
Terimakasih untuk hari ini dan terimakasih juga karena telah mengantarku sampai
rumah”.
“Kamu mau mampir dulu?”
“Emm…
tidak, terimakasih. Sepertinya aku akan langsung pulang saja, lagi pula kamu
juga sudah lelah kan. Mungkin aku bisa mampir lain kali”
“ok.
Mampir kapan pun kamu mau, rumah ku terbuka kapan pun untukmu.”
“kapan
pun? Termaksud saat tengah malam dan saat makan malam?”
“Ahaha..
tidak seperti itu juga. Tapi untuk saat makan malam—kalau kau mau kau bisa
mencoba makan malam di rumah ku kapan-kapan. Masakan Mom ku tidak kalah enak
dengan makan restoran di luar”
“Benar
kah? Sepertinya menarik. Baik lah, kapan-kapan aku akan berkunjung untuk ikut
makan malam di rumah mu. Tapi—aku jauh lebih ingin mencoba makan buatan mu.”
“Oh
No. jangan makanan buatan ku. Kau akan mati jika mencob masakan buatan ku. Asal
kau tau saja, aku ini tidak bisa memasak.”
“ahaha…
Kalau begitu belajar lah. Aku akan menjadi orang pertama yang akan mencicipi masakan
buatan mu. Aku tunggu ok.”
“Baik lah kalau itu mau mu.
Kau janji kan akan mencoba masakan ku?”
“Ya, aku janji. Tapi kau
juga harus berjanji untuk tidak membunuh ku dengan makanan mu. Aku masih mau
hidup panjang.”, lagi-lagi Justin sukses membuat Summer tertawa karena
kata-katanya.
“Tenang saja. Aku punya koki
hebat di rumah ku yang akan mengajarkan aku memasak. Aku tidak akan
mengecewakan mu.”
“Ok, aku harus pulang.
Goodnight Sammy, have a nice dream.”
Tidak
terasa Summer telah tertidur dengan air mata yang masih membasahi pipinya.
Dengan memeluk boneka panda pemberian Justin, gadis itu tertidur dengan nyenyak
sambil berharap kalau semua kenangan itu akan menghilanng dari ingatan beserta
perasaannya kepada Justin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar