Senin, 13 Juli 2015

Different - Chapter 11




Warning: Jangan membaca jika anda tidak menyukai tulisan saya. Cerita ini murni dari otak saya tanpa ada satupun ide yang menjiplak dari orang lain, jadi di mohon untuk tidak meniru, menjiplak atau meng copy tulisan saya tanpa izin dari saya. Mohon maaf untuk banyaknya typo, tulisan yang tidak jelas, anehnya alur cerita dan kurang menariknya cerita. Semua kesalahan kembali lagi kepada saya yang hanya manusia biasa. Selamat menikmati cerita buatan saya ini.






“Jadi apa yang akan kau lakukan untuk merebutnya?”

***

            Suasana pagi di Amerika tampak cerah tetapi jauh berbeda dengan suasana hati Justin Bieber. Mood lelaki itu tampak tidak bisa terkontrol sejak semalam, Sejak iya mendapatkan pesan balasan dari gadis bernama Summer Grins. Perasaan kesal, kecewa, sedih bercampur menjadi satu saat mengetahui kalau gadis itu telah menghapus nomor lelaki itu dengan begitu saja. Justin tidak mengerti kenapa gadis itu melakukan hal itu. Bukan kah Summer adalah Fansnya? Lantas kenapa gadis itu menghapus nomornya yang sudah dengan senang hati Justin berikan? Di saat para Fans lain berburu untuk mendapatkan nomornya, gadis itu Justru menghapus nomornya. Justin benar-benar tidak dapat mengerti dengan pemikiran gadis itu. Perasaan Justin sangat kacau saat ini membuat ia memutuskan untuk pergi ke rumah Selena dan berharap Wanita itu dapat mengembalikan mood nya.


            Perjalanan tidak memerlukan waktu yang panjang dan kini Justin telah berda di depan rumah Selena. Lelaki itu keluar dari mobilnya dan menuju pagar rumah wanita itu untuk menekan bell. Tampak beberapa bidikan kamera telah mengambil gambar lelaki tersebut yang kini tengah menunggu penghuni rumah membukakan pintu. Justin mencoba menutup mukanya dengan kupluk jaketnya agar para paparazzi tidak dapat mendapatkan foto mukanya karena ia memang sedang tidak memiliki mood yang bagus untuk di foto, terlebih paparazzi itu justru membuat mood nya yang sudah buruk semakin buruk saja.
            Tak lama Pagar rumah terbuka dan munculah Selena yang segera mempersilahkan Justin untuk masuk. Wanita itu sebenarnya agak bingung dengan kedatangan lelaki itu yang mendadak tanpa memberi kabar. Biasanya Justin akan memberi kabar terlebih dahulu bila iya akan berkunjung ke rumahnya tapi sekarang lelaki itu tiba-tiba saja datang. Tapi tanpa mau banyak bertanaya Selena pun membiarkan lelaki itu segera masuk terlebih saat melihat waja lelaki itu yang tampak di teku dan semakin buruk saja saat kamera terus mencoba mengambil gambarnya. Ya Justin memang sudah terkenal dengan kebenciannya dengan para paparazzi. Lelaki itu merasa tidak memiliki privasi karena setiap waktunya selalu di ikuti oleh para orang-orang pengejar berita tersebut.


Begitu berada di dalam rumah Justin pun langsung merebahkan badannya di atas sofa di ruang santai rumah Selena dan wanita itu pun ikut duduk di sofa lainnya.

“Tumben sekali kau datang ke sini tanpa memberi kabar. Ada apa?”, tanya selena to the point.
“Entah lah. Aku sedang memiliki di mood yang buruk dan aku rasa datang kemari dapat membuatku merasa lebih baik.”
“Apa yang membuatmu bad mood?”, tanya Selena lagi dengan penasaran karena lelaki di depannya tampak tidak tenang.

Justin membuang nafasnya berat. Sesungguhnya ia juga tidak tau kenapa mood nya menjadi seburuk ini setelah mendapatkan pesan tersebut.

“Aku—uu sendiri tidak mengerti. Ini seperti bukan diri ku saja.”
“Kau bisa bercerita padaku, mungkin aku bisa mengerti.” Bujuk Selena.
“Entahlah, tetapi mood ku sudah buruk sejak bertemu Summer dan Kevin tempo hari. Aku benar-benar penasaran dengan hubungan mereka dan aku mencoba untuk menanyakannya pada gadis itu melalui pesan tapi balasan darinya malah membuat mood ku semakin buruk.”
“Memang apa isi pesan balasan darinya?”

Justin tampak terdiam memberi jedah, “Dia menanyakan siapa yang mengirim pesan padanya. Dia— menghapus nomor ku. Aku bahkan tidak tau kenapa. Dia fans ku kan? Lantas kenapa dia menghapus nomor ku? Bahkan dia juga tampak menghindari ku tempo hari. Apa dia punya masalah dengan ku?”, mendengar Justin yang mencak mencak membuat selena tertawa sendiri. Ternyata soal Summer dapat berimbas seperti ini pada lelaki tersebut.

“Kenapa kau malah tertawa?” Ucap Justin kesal karena Selena malah menertawakannya.
“Ahaha.. Maaf tapi in iterdengar lucu untukku. Kau nampak sedemikian kesalnya hanya karena seorang fans yang menghapus nomormu. Bukan kah seharusnya kamu senang karena itu berarti dia tidak akan menyebar nomor mu?”, mendengar perkataan selena tersebut Justin pun menjadi terdiam. Lelaki itu tidak dapat menjawab ucapan Selena karena ia sendiri tidak tau kenapa dia menjadi seperti ini.

“Apa kau benar-benar tidak mengerti juga Justin?” Tanya Selena yang Justru membuat Justin mengerutkan dahinya.
“Mengerti tentang apa?”
“Baiklah, aku akan menjelaskan padamu karena nampaknya kamu tidak akan sadar juga. Tapi sebelumnya aku ingin bertanya perasaan apa yang kau rasakan saat melihat Summer bersama Kevin tempo hari dan saat tau ia menghapus nomor mu?”

Justin tampak semakin mengerutkan dahinya karena pertanyaan Selena tapi pada akhirnya lelaki itu pun menjawab juga.

“Perasaan ku? Aku juga tidak mengerti tetapi aku merasa kesal karena setahuku Kevin telah melukai Sammy tetapi gadis itu bisa dengan mudahnya menerima lelaki tesebut, aku tidak suka mereka bersama, aku—aku—”
“You are jealous Justin.”

Kata singkat yang membuat Justin kembali terdiam dan mencoba mencerna kata-kata itu baik-baik.

“What? Jealous? Jealous like ‘Jealous’?”
“Yes. You are Jealous with him. Dari semua yang kau katakan tadi itu berarti kau cemburu dan aku yakin selama ini kau hanya mencoba menyangkalnya. Atau bahkan kau tidak sadar karena kau merasa kalau kau masih mencintaiku”
“But—”
“Apa kau tidak mengerti juga? Sudah sangat jelas kalau kau menyukai— ah bukan lebih tepatnya mencintai Summer. Kau tidak suka melihatnya bersama lelaki itu karena kau tau kalau mereka pernah menjalin hubungan dan kau takut kalau mereka akan kembali. Itu yang membuat mu resah. Itu yang membuat mood mu hilang mendadak. Terlabih saat kau tau kalau gadis itu menghapus nomormu. Kau tidak akan merasa kesal kalau kau hanya menganggapnya sebagai fans biasa, tapi akan berbeda kalau ternyata kau menyukainya. Perhatian-perhatian kecil yang kau tunjukkan padanya pun juga sudah menunjukkan semuanya Justin. Kau tidak sadar dengan semua itu karena kau mengira kalau kau masih menyukai ku, tapi aku yakin kalau perasaan mu sudah bukan untukku lagi, kau hanya masih terbawa kenangan lalu kita.”

Justin terdiam. Lelaki tersebut kemudian tampak menenggelamkan mukanya kedalam telapak tangannya. Taklama tawa garing terdengar dari mulut lelaki tersebut. Tawa tersebut lebih terdengar seperti tawa yang untuk menertawakan diri sendiri.

“Apa aku begitu?A—aku—Mungkin— kau benar. Aku telah jatuh cinta pada gadis polos itu. Tapi— tetap saja aku tidak mengerti”
“Tidak mengerti kenapa dia menghapus nomor mu? Menghindarimu tempo hari?”
“Ya”
“Kau benar-benar tidak peka Justin. Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku bisa jatuh cinta dnegan lelaki seperti mu. Apa kau tidak bisa melihat kalau iya juga mencintai mu. Bukan, bukan sebagai Idola, tetapi lebih dari itu. Iya jatuh cinta padamu sebagai lelaki biasa yang mulai jenuh dengan ketenaran”
“Bagai mana kau tau akan hal itu?”
“Aku wanita Justin, dan aku mengerti perasaan sesama wanita. Terlebih lagi pandangannya padamu tidak sama seperti fans yang mengidolakan idolanya, lebih terlihat seperti seorang wanita yang melihat lelaki pujaannya. Dan semua tindakan dan perkataan yang dia katakan sudah sangat jelas. Tidak mungkin seorang fans biasa akan berkorban sebegitunya hanya demi seorang idolanya yang bahkan mungkin akan melupakannya sutu saat nanti. Hanya demi kebahagiaan mu dia sampai melakukan hal-hal yang mengorbankan dirinya sendiri. Untuk apa dia lakukan semua itu kalau dia tidak jatuh cinta pada mu Justin.”
“Dan untuk menghapus nomor mu, aku rasa dia punya alasan tersendiri mengapa dia melakukan hal tersebut. Dan aku yakin salah satu alasannya adalah karena dia cemburu dan merasa kalah dengan ku, oleh sebab itu dia menyerah.”

“Apa benar seperti itu?”
“Ya Justin dan aku sangat yakin dengan semua kata-kata ku. Jadi apa sekarang kau mau diam saja dan melihat Summer kembali bersama dengan mantannya? Kau mau diam saja dan tetap berpura-pura kalau kau masih mencintai ku?”

“Aku tidak mau dia kembali dengan lelaki itu. Tidak setelah apa yang dia lakukan.”

“Jadi apa yang akan kau lakukan untuk merebutnya?”, Justin terdiam setelah mendengar pertanyaan Selena. Lelaki itu hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Kalau kau bingung, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan padanya. Kau bisa melakukannya pada ku sebelumnya dan aku yakin kau pasti bisa melakukannya juga padanya. Aku akan mendukungmu”, mendengar perkataan Selena Justin pun tersenyum lebar, senyum yang menunjukkan kalau ia telah mendapatkan ide, ide yang sangat hebat.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar